jurnalbogor.com – Keberadaan pabrik pembakaran dan pengolahan ban untuk dijadikan rubber oil milik mantan Kades Klapanunggal di keluhkan warga. Pasalnya, asap pekat dan bau menyengat kerap keluar dari lokasi pabrik sehingga mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga di sekitar.
Salah satu warga yang tinggal tak jauh dari lokasi pabrik mengungkapkan, aktivitas pabrik tersebut sudah diprotes warga sejak tiga tahun lalu. Namun, meski sempat berhenti, pabrik kembali beroperasi tanpa perubahan berarti.
“Saya kurang tahu nama pabriknya apa, tapi kondisinya sudah sangat parah. Asap dan baunya menyengat sekali. Kami sudah pasrah,” ujar warga yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan.
Ia menambahkan, bersama warga lainnya, mereka pernah menyampaikan keluhan kepada RT dan RW setempat. Sayangnya, aduan tersebut tidak mendapat tindak lanjut.
”Kami minta DPRD, Pemkab Bogor, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turun langsung ke lokasi dan menindak tegas pabrik tersebut,” tegasnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Aktivis Sosial Sandi Bonardo menyarankan agar warga segera membuat laporan tertulis yang ditujukan kepada Ketua DPRD Kabupaten Bogor. Menurutnya, hal ini bisa menjadi dasar DPRD untuk memanggil pihak perusahaan atau meninjau langsung ke lokasi.
”Ini sudah menyangkut isu lingkungan dan kesehatan. Saya sarankan warga bersama ketua RT dan RW membuat pengaduan tertulis. Beberapa masyarakat bisa bersama-sama menyusun dan menyampaikan laporan itu,” ujar Sandi.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk mengawal proses laporan tersebut, sekaligus mendorong kepala desa agar turut memfasilitasi warga dalam menyampaikan pengaduan resmi.
”Semakin cepat laporan dibuat, semakin cepat bisa ditindaklanjuti. Ini masalah serius karena berdampak langsung pada kesehatan warga dan lingkungan,” tutupnya.
(tfk)