Agromaritime Indonesia Dalam Wacana

  • Whatsapp
Dr.Ir.H Apendi Arsyad, M.Si

jurnalbogor.com – Hatur nuhun share di WAG Wankar ICMI, ada undangan simposium nasional (simnas) Agromaritimnya dengan tema yang sangat menarik.

Bagus sekali webinar Simnas hibrid (off and online), bermarkaz di ICMI Centre Jakarta, pada Rabu pagi, 6 Maret 2024.

Read More

Topik bahasannya sungguh menarik dan menantang yakni membahas “agromaritime” yang sejak lama telah diwacanakan civa IPB University Bogor.

Jika tak salah sudah ada beberapa buku putih (white paper) dengan sejumlah makalah ilmiah GB IPB, dan saya punya, diantara publikasi IPB Press thn 2020, yang berjudul “Agromaritime 4.0: Kontribusi Pemikiran IPB untuk Indonesia”, dan IPB 4.0: Pemikiran, Gagasan dan Implementasi” dengan Prolog Rektor IPB Prof.Dr.Arif Satria SP, MSi, sehingga pernah saya baca, dan sedikit paham begitu sentralnya peran dan fungsi pengelolaan sumberdaya agraris dan jasa-jasa lingkungan (SDAL) alam yang dimiliki Indonesia, kaya raya dan melimpah (megabiodiversity), sangat luas perairan lautnya, yang terletak di wilayah tropika yang sangat strategis secara geopolitik dan geoekonomik.

Terakhir saya hadir di semnas HA IPB di ICC IPB Br Siang Bgr.City  HA IPB mengundang 3 paslon Capres RI pilpres thn 2024, membahas topic Agromaritime dalam perspektif Ketahanan dan Kedaulatan Pangan dan Energi. Bagus sekali acara dialognya, tapi sayang Paslon 02 PS tidak hadir, entah mengapa? Padahal Capres ARB dan GP hadir menyampaikan buah pikirannya, visi dan misinya ttg Agromaritime, dengan cerdas dan penuh semangat.

Para GB IPB University ada 6-8 orang panelis bisa menakar kapasitas intelektual dan komitmen para Capres RI 2024 yang tengah bertarung memperebutkan posisi puncak kekuasan Presiden RI tahun 2024-2029.

Akan tetapi sangat disayangkan Capres RI PS absen, sehingga civitas akademika IPB University tidak paham penguasaan dan komitmen Capres RI PS terhadap pembangunan sektor Agromaritim Indonesia dalam upaya membangun ketahanan dan kedaulatan pangan dan energi nasional, yang akan dimajukan dalam kepemimpinan Indonesia untuk 5 tahun kedepan, thn 2024-2029.

Ingat pesan ideologis Bung Karno (1952) dalam soal pangan, dalam pidato visionernya Bung Karno Presiden RI pertama, pada saat peletakan batu pertama pembangunan Gedung Kampus IPB Baranangsiang Kota Bogor, beliau berkata berapi-api, bahwa ketersedian pangan (food stock) adalah menyangkut hidup atau matinya rakyat dan bangsa Indonesia.

Jangan seperti regim penguasa saat ini, zaman Now, gemarnya impor pangan dari negara lain, dengan mengabaikan nasib petani. Dan kita paham bahwa dampak negatif impor pangan tersebut sangat merugikan kehidupan kaum tani Indonesia di kawasan perdesaan, mereka tetap miskin karena tidak punya posisi tawar (bergaining position) dalam penentuan harga komoditas pertaniannya, sementara para pemburu rente (rent seekers), yang notabenenya The ruling party hidup.mereka kaya raya dengan gaya hidupnya yang hedonistik. Memang ada ketidakadilan sosial dalam penyediaan pangan di negeri ini sejak lama, hingga saat ini.

Kita paham bahwa impor pangan juga menghilangkan devisa negara, dan membuat pembangunan sektor pertanian tidak menarik bagi kaum muda, karena kurang menjanjikan hidup berkecukupan dan menyenangkan. Saat ini para petani muda semakin berkurang dan langkah, akibat public policy berupa impor pangan yang tidak merangsang dan tidak menggairahkan berproduksi diatas SDAL pertanian tropika, yang kaya-raya dan melimpah (megabiodiversity) yang kita miliki..

Maaf saya tak bisa ikut webinar hibrid Simnas Cides ICMI karena bersamaan waktunya memberi kuliah “Sustainable Agriculture Development” di kampus Faperta UNIDA Bogor, setelah itu saya menghadiri cucurakan makan siang menyongsong shaum bulan suci Ramadhan di resto  Pasundan kawasan Puncak Bogor.

Selamat dan sukses berwebinar Simnas Cides ICMI jangan lupa buat prosiding yang bagus dengan ide-ide briliyan sampaikan ke Istana Negara RI.

Jangan sampai isu-isu strategis pembangunan sektor agromartime hanya sekedar wacana di kampus-kampus Universitas Terkemuka (Exellence University) spt IPB University, dan LSM (NGO) spt Cides ICMI dll. Harapan kita pemikiran cerdas nan briliyan Simnas Agromaritime bisa.mewarnai dan masuk ke jantung kekuasaan perumus kebijakan pembangunan nasional di Bappenas RI, K/L negara, dan Sekneg RI.

Maaf, jangan ulangi lagi cara kerja The ruling party regim mas Joko abai dengan Naskah Akademik yang berkualitas, kurang melibatkan saintis untuk perumusan public policy dan regulasi di berbagai sektor pembangunan, yang banyak  melupakan dan mengabaikan peran strategis agromaritime Indonesia sebagai prime mover of sustainability new growth economic for NKRI yg berkemajuan dan sejahtera rakyatnya.

Regim politik kedepan harus mengedepankan akal sehat (common sense) dalam tata kelola pemerintahan yang baik.(good governance). Jangan seperti sekarang, carut-marut dalam praktik regulasi dan public policy, sehingga ngawur contohnya gagalnya proyek strategis nasional (PSN) Food Estate di Kalimantan yang tumbuhnya “singkong”, akhirnya mangkrak.

Juga PSN Ecocity Rempang di Kepulauan Riau yang melanggar HAM, PSN Hilirisasi Nikel yang “enclape” di Morowali di Sukbar yg membawa konflik sosial horizontal antara buruh pribumi vs buruh migran China dan juga kurang berdampak terhadap pengurangan angka kemiskinan, dan banyak lagi yang lain, contoh kasus yang memalukan dan memilukan hati sebagai negara-bangsa yg beradab.
Syukron barakallah
Wassalam

====!✅✅✅

Penulis: Dr.Ir.H Apendi Arsyad, M.Si
(Pendiri dan Wasek Wankar ICMI Pusat merangkap Kawanhat ICMI Orwilsus Bogor, Pendiri dan Dosen, Universitas Djuanda Bogor, Konsultan, Pegiat dan pengamat serta Kritikus Sosial melalui sejumlah tulisannya di media sosial)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *