jurnalbogor.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kembali membangun infrastruktur pada 2024 ini. Diketahui, ada sebanyak proyek strategis yang kini tengah digarap.
Kepala Bagian Administrasi Pengendalian Pembangunan (Adalbang) Sekretariat Daerah Kota Bogor, Lia Kania Dewi mengatakan bahwa dari 10 proyek strategis, hanya ada dua yang bernilai besar yakni, pembangunan Sekolah Satu Atap (Satap) di Kelurahan Cimahpar Kecamatan Bogor Utara Rp24,6 miliar dan Satap di Kecamatan Bogor Timur senilai Rp30 miliar.
“Itu kan dibangun masing-masing di sekolah eksisting. Untuk Cimahpar di SDN Cimahpar 3, sehingga nantinya saat pembangunan murid direlokasi untuk belajar di SDN Cimahpar 5. Sedangkan di Bogor Timur dibangun di SDN Duta Pakuan, nantinya siswa disana direlokasi juga ke SD sebelahnya,” ujar Lia kepada wartawan, Senin (19/2).
Selain itu, kata Lia, ada juga proyek lanjutan Jalan Regional Ring Road (R3) senilai Rp5 miliar, lanjutan trotoar Jalan Ahmad Yani Rp1,5 miliar, akses jalan IPAL Kayumanis Rp2 miliar, perbaikan TPT Jembatan TB Falak Rp1,1 miliar, lanjutan gedung Puskesmas Kayumanis Rp4 miliar.
“Kemudian pembangunan Taman Lapangan Genteng Rp2,6 miliar, dan revitalisasi taman jalur hijau di Jalan KH Sholeh Iskandar (Sholis),” katanya.
Menurut dia, dari 10 proyek strategis itu, sembilan di antaranya sedang dilelangkan di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ). “Hanya taman jalur hijau di Jalan Sholis yang belum dilelangkan,” ucapnya.
Lia menegaskan bahwa kesembilan proyek strategis itu ditargetkan bakal dikerjakan pada April 2024 mendatang. Sehingga pengerjaannya dapat selesai pada akhir tahun ini.
“Kalaupun ada gagal lelang, masih keburu untuk dilelang ulang, sebab waktunya masih panjang. Tapi kami akan pastikan agar hal itu tak terjadi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kata Lia, agar pengerjaan fisik tak terlambat, pihaknya akan meminta dinas terkait untuk melakukan pengawalan demi mencegah deviasi negatif.
“Bisa dimonitor juga di sistem aplikasi pembangunan. Kalau terlihat ada kecendrungan deviasi negatif, maka mesti dicarikan solusinya,” jelasnya.
“Misalnya, kalau dalam sebuah bangunan ada komponen lift, otomatis pemenang tender harus memesan lebih awal. Sebab, itu kan dari luar pesannya. Jadi mesti didahulukan agar pekerjaan itu tak menghambat yang lain,” pungkasnya.
(FDY)