Soal Kasus Dugaan Bullying Siswa, Begini Kata Iman Recis

  • Whatsapp
Ketua Iman Recis, Jonathan Adityawan (Kiri) danbKetua Dewan Pembina Iman Recis, Viando Lebe (Kanan). (ist)

jurnalbogor.com – Kasus dugaan perundungan atau bullying terhadap salah satu siswa SMA swasta oleh kakak kelasnya, belum lama ini. Mendapat respon dari Ikatan Mahasiswa Negeri – Alumni SMA Regina Pacis Bogor (Iman Recis).

Ketua Umum Iman Recis, Jonathan Adityawan menyayangkan hal seperti ini dapat terjadi di almamaternya. Sebab, kata dia, SMA Regina Pacis telah banyak mencetak murid yang berprestasi di Kota Bogor.

Read More

“Hal ini sangat kami sayangkan, karena sejak dahulu memang SMA Regina Pacis ini telah banyak mencetak manusia yang berprestasi untuk Kota Bogor bahkan Indonesia,” ujar Jonathan melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (30/3/2024).

Menurut Jonathan, awal mula pendirian Iman Recis adalah untuk memacu para siswa agar dapat sukses setelah lulus sekolah.

“Dulu kita dirikan ini berawal dari nongkrong-nongkrong, banyak yang ingin masuk kampus negeri mengubah nasib. Akhirnya kita kumpulkan alumni yang sudah lulus untuk cerita kiat suksesnya masuk universitas negeri,” ucapnya.

Apabila menilik hal tersebut, kata alumni Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD itu, siswa yang ada saat ini mestinya dapat menjadi lebih baik, bukan melakukan bullying.

Jonathan menyebut bahwa kasus tersebut merupakan dinamika kenakalan remaja yang dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi sekolah, alumni, maupun orangtua murid itu sendiri.

“Ini bisa jadi bahan pembelajaran bersama, anak zaman sekarang harus di treatment dengan cara yang seperti apa, program pembangunan karakter Siswa SMA Regina Pacis Bogor harus diperdalam materinya,” bebernya.

Kata dia, Iman Recis berada dibawah naungan Perkumpulan Alumni SMA Regina Pacis Bogor (PASMARPB), yang bertujuan untuk membangun jaringan silaturahmi antar alumni yang tengah berkuliah ataupun sudah lulus.

“Iman Recis ini didirikan tahun 2015, dengan tujuan untuk menciptakan jejaring antar alumni yang ada di kampus negeri. Jadi kami memfasilitasi mereka yang baru mau masuk universitas, dan ingin mencari kerja,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Iman Recis, Viando Lebe mengatakan bahwa SMA Regina Pacis selalu memberikan program-program yang membawa dampak positif pada siswa. Seperti character building, camping rohani, dan live in.

“Program live in ini, dulu kita diajak tinggal di desa untuk merasakan kehidupan disana. Kami juga diajarkan kegiatan keseharian masyarakat, dan itu berdampak positif sampai sekarang,” katanya.

Lebe meyakini bahwa pihak sekolah dapat menangani masalah ini secara professional, dari mulai penyelesaian problem inti hingga bimbingan pasca kasus.

“Kami yakin sekelas SMA Regina Pacis Bogor pasti bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik, sebagai salah satu sekolah tertua dan paling favorit. Sudah makanan sehari-hari menghadapi masalah kenakalan remaja” kata pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) tersebut.

(FDY/*)

Editor: Fredy Kristianto

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *