Warga Tamansari Mahir Bikin Wayang Golek, Sebelum Pandemi Tembus Pasar Eropa

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Dengan kemahiran tangannya, Bisma Rahman (68) mengukir sebuah kayu menjadi sebuah karya seni, yakni wayang golek.

Pria kelahiran 1956 menggeluti kerajinan wayang golek lebih dari 20 tahun. Workshopnya terletak di Kampung Kabandungan 2, RT 02/03, Desa Sirnagalih, Tamansari, Kabupaten Bogor.

Read More

Bisma menceritakan, dari usia 13 tahun sudah bisa membuat wayang golek, dan sampai saat ini masih membuat karya seni wayang golek.

“Sempat saya tinggalkan karena saat itu lagi kesulitan uang, dan sampai saya lupa saya itu punya keahlian membuat wayang golek,” ujar Bisma Rahman kepada Jurnal Bogor, Kamis (26/7/24).

Ia menambahkan, dalam istilah pewayangan hanya ada purwa tidak ada purna, baik itu wayang kulit ataupun wayang golek hanya purwa. Ada beberapa karakter atau tokoh wayang golek diantaranya, Arjuna, Cepot, Ramayana, Semar, Cepot, Gatot Kaca, Dawala dan sebagainya.

Dengan peralatan khusus dalam pengerjaan wayang ini tergolong sangat sederhana seperti golok, gergaji, kampak besar, kampak kecil, pisau raut atau pisau ukir, dan lain sebagainya.

Adapun bahan pembuatan wayang golek dari kayu lame dan jingjing yang didapat sekitar Tamansari, tapi untuk  sekarang agak sulit dan mengambil dari Malingping, Banten.

“Untuk pemasaran dulu sempat ke Belanda, Perancis, Jerman, dan negara Eropa lainnya, tapi yang paling banyak Belanda. Semenjak pandemi pasarnya banyak dalam negeri,” jelasnya.

Saat pandemi melanda, pesanan wayang golek ke luar negeri turun drastis dan saat ini hanya mengandalkan penjualan melalui komunikasi-komunikasi kesenian yang ada di Bogor.

“Dulu ada modal dan ada yang bantu kerja disini, bisa dikirim ke Belanda sampai 60 pcs, tetapi itu waktu sebelum pandemi, dan Harga 1 wayang golek Rp 400 ribu,” ucapnya.

Dalam proses pembuatan wayang golek kayu, kata Bisma, masih menggunakan metode cerita pendalaman (Pakem).

“Kalau saya membuat wayang tidak asal-asalan harus pakem, nah kebanyakan pengrajin sekarang itu keluar dari pakemnya dan pakemnya itu tidak dipakai yang penting jadi,” ujarnya.

Bisma berharap peran penting pemerintah lebih bisa aktif membantu para pengrajin wayang golek khususnya dari segi modal maupun pemasaran.

(ydi)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *