jurnalbogor.com – Hadir di Indonesia sejak tahun 1973, Childfund International di Indonesia secara konsisten terus berjuang untuk mewujudkan dunia di mana anak-anak mendapatkan hak dan menggapai potensi mereka.
Berbagai program dihadirkan guna mewujudkan tujuan tersebut. Di Jawa Barat, bersama Yayasan Warga Upadaya Bogor (YWU) yang telah bekerjasama sejak 1972, Childfund International di Indonesia telah mendampingi lebih dari 3 juta anak dan keluarga di 4 kabupaten dan kota di Jawa Barat.
F. E. Eriyanto selaku Pimpinan Proyek Yayasan Warga Upadaya menjelaskan bahwa, salah satu fokus program yang sukses diimplementasikan di wilayah Kota Bogor adalah program pengasuhan dan nutrisi, yang merupakan salah satu inisiatif Childfund dalam membantu pemerintah mengurangi angka stunting nasional.
“Melalui inisiatif bernama Ibu Anak Tangguh Kota Bogor (BATAGOR), ChildFund dan YWU melakukan intervensi penanganan 3 isu yakni stunting, wasting dan underweight dengan mengedepankan aspek pengasuhan, gizi dan perubahan perilaku sebagai pintu masuk mengintervensi masyarakat yang memiliki tiga isu tersebut. Sebagai percontohan, progam ini menyasar 2 kelurahan di kecamatan Bogor Barat yaitu kelurahan Pasir Jaya dan Pasir Kuda dan saat ini implementasi program tersebut telah memasuki tahap ketiga di mana wilayah intervensi semakin luas hingga meliputi 12 kelurahan,” jelas Eriyanto.
Program ini pun mendapat dukungan dan apresiasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) atau Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) serta dijadikan salah satu program unggulan dalam kolaborasi antara pemerintah dengan lembaga masyarakat.
Selain program pengasuhan dan nutrisi, YWU dan ChildFund International di Indonesia mengembangkan program literasi kebencanaan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan membentuk dan memperkuat ketangguhan desa.
“Program literasi kebencanaan ini telah membentuk 5 Kelurahan/Desa Tangguh Bencana. Dalam implementasinya, kami bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat,” ujar Eriyanto.
Tak cukup di situ, YWU dan Childfund International di Indonesia juga menginisiasi pendidikan kebencanaan di sekolah-sekolah rawan bencana di Kabupaten Bogor melalui penguatan satuan pendidikan. Program ini menyasar sekolah, guru-guru, anak didik, komite sekolah, oang tua dan masyarakat. Setidaknya 40 sekolah di Kabupaten Bogor yang telah mendapatkan dukungan, mulai dari pelatihan untuk fasilitator sekolah, anak-anak didik maupun komite sekolah.
“Menariknya di sini anak-anak mendapat pelatihan dan pendampingan untuk mengidentifikasi dan memetakan titik-titik rawan bencana di sekolah. Mereka juga terlibat dalam pembuatan digital story telling tentang sekolah aman bencana,” papar Eri.
Terbaru, Yayasan Warga Upadaya dan Childfund International di Indonesia merilis program Champion Ambassadors untuk mengidentifikasi dan mengembangkan anak atau remaja berbakat yang berusia 10 – 19 tahun. Anak dan remaja yang terpilih berasal dari mereka yang menghadapi tantangan ekonomi dan sosial namun memiliki bakat dan potensi di berbagai bidang.
“Kami memberi dukungan dalam berbagai bentuk dan fasilitas untuk mendukung mereka menjadi pemimpin muda yang mampu berkontribusi di masyarakat melalui bakat mereka,” jelas Eri.
Husnul Ma’ad selaku Country Director ChildFund International di Indonesia menjelaskan bahwa upaya organisasinya berpusat pada menghubungkan anak-anak dengan komunitas, institusi, dan sumber daya untuk memastikan mereka tumbuh dengan sehat, terdidik, terampil, dan yang terpenting aman, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun di ranah daring.
“Keberhasilan ChildFund International di Indonesia ini tentunya tidak lepas dari hasil kerja keras seluruh mitra, komunitas, pemerintah, donor, sponsor, dan pemangku kepentingan yang selalu berkomitmen untuk terus mendukung langkah kami. Untuk itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang senantiasa telah berkontribusi dalam perjalanan ChildFund International selama 50 tahun di Indonesia. Kami berharap kedepannya dukungan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk ikut mewujudkan dunia di mana anak-anak bisa mendapatkan hak dan kesempatan untuk mencapai potensi maksimal mereka,” tutup Husnul Ma’ad.
Sebagai catatan, Childfund International bekerja di Asia, Afrika, dan Amerika untuk menghubungkan anak-anak dengan orang-orang, sumber daya, dan lembaga yang mereka butuhkan untuk tumbuh menjadi sehat, terdidik, terampil, dan yang terpenting aman, di rumah, sekolah dan ranah daring.
Diimplementasikan melalui lebih dari 250 organisasi mitra pelaksana, program-program ChildFund International mengatasi kondisi-kondisi mendasar yang mencegah anak-anak atau remaja mencapai potensi penuh mereka. Kami memberikan penekanan khusus pada perlindungan anak dalam pendekatan kami karena kekerasan, eksploitasi, penyalahgunaan, dan pengabaian dapat membalikkan kemajuan perkembangan dalam sekejap.
Childfund International beroperasi di Indonesia melalui nota kesepahaman yang ditandatangani bersama Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial sejak tahun 1973. Kami bermitra dengan 14 lembaga pemerhati anak dan beragam pemangku kepentingan untuk mempromosikan perubahan sosial yang berkelanjutan.
Hingga kini, Childfund International di Indonesia secara langsung telah menjangkau lebih dari 2,5 juta anak dan keluarga di Indonesia melalui program dan layanannya. Pada tahun 2024, Childfund bekerja di 172 desa di 30 kota/ kabupaten di 8 provinsi.
(FDY)