Tekan Wabah LSD, Tim UGM bersama ISPI Yogyakarta Terapkan Fly Trap di Sleman

  • Whatsapp

Awal tahun 2022 Indonesia dilanda wabah penyakit pada sapi yang disebut dengan Lumpy Skin Disease (LSD). Sejak masuknya LSD ke Indonesia sekarang semua Provinsi di Pulau Jawa telah tertular penyakit, tidak terkecuali sapi yang ada di Kabupaten Sleman. “Penyakit LSD sendiri ditularkan melalui berbagai mekanisme diantara melalui vektor dan selain vektor. Penularan melalui vektor yaitu melalui serangga/atropoda. Saat ini penularan virus LSD melalui vektor yaitu lalat kandang/Stable fly (Stomoxys calcitrans)” Kata Kepala Laboratorium Ternak Potong, Kerja dan Kesayangan, Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.

Dalam rangka program pengabdian kepada masyarakat berbasis penerapan teknologi tepat guna, tim dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dengan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) cabang Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan “Workshop dan Diskusi Peternak Ruminansia” dengan materi Penerapan Fly Trap untuk Pengendalian Penyebaran Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi Potong.

Acara ini berlangsung Kelompok Ternak Andini Mangambar, Desa Sendangadi, Mlati,Sleman, pada Sabtu 31 Agustus 2024 secara luring dan diikuti puluhan peternak.Dalam penjelasannya Dr. Panjono selaku ketua tim pengabdian menitikberatkan pentingnya pengendalian lalat di lokasi kandang guna mencegah penyebaran penyakit LSD. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan yaitu Fly Trap. Teknologi tersebut merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di Kandang Sapi Potong, Fakultas Peternakan, UGM dengan pemanfaatan botol bekas dan atraktan berupa darah sapi, telur ayam, dan fly tox. Dari hasil tersebut teknologi ini dapat menarik lalat untuk masuk dan terperangkap.

Sehingga, populasi lalat dikandang bisa dikendalikan. Pada kesempatan yang sama Ketua kelompok ternak Ternak Andini Mangambar yaitu Widodo menyambut baik kegiatan pengabdian ini. Dalam sambutannya pengendalian lalat menjadi fokus peternak karena selain sebagai vektor penyakit tentunya, lalat juga membuat ternak yang dihinggapi menjadi tidak nyaman. Ucapan terimakasih kepada Tim Pengabdian yang dipimpin Dr Panjono disampaikan oleh pembina kelompok ternak Andini Mangambar (drh.Akbar). “Penerapan teknologi hasil penelitian ini menjadi kolaborasi yang baik antara perguruan tinggi dengan masyarakat. Dari penerapan teknologi ini diharapkan populasi lalat yang berada di kandang sapi menjadi teratasi” Pungkas drh. Akbar. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *