jurnalbogor.com – Hujan deras selama satu pekan ini di wilayah Bogor, mengakibatkan tingginya kasus demam berdarah (DBD). Bahkan beberapa wilayah di Kabupaten Bogor seperti Ciomas dilaporkan ada seorang korban meninggal dunia akibat demam berdarah penderitanya adalah anak anak.
Di Kecamatan Cijeruk tercatat ada 15 warga menderita demam berdarah dan telah mendapat perawatan medis. Dari 15 kasus DBD tersebut dijelaskan Kepala UPT Puskesmas Cijeruk dr. Linda Halim, Desa Palasari menjadi desa yang paling banyak warga terkena demam berdarah.
“Upaya preventif pun dilakukan dengan memberikan edukasi dan membagikan serbuk abate untuk dituangkan di bak mandi termasuk pengasapan atau fogging di desa dengan penderita DBD yang banyak,” paparnya.
Selanjutnya, kasus DBD pada Januari dan Februari di Kecamatan Cijeruk hanya terdapat 6 laporan penderita dan sudah pulih. Hingga akhir Februari 2024 tercatat 4 warga Kabupaten Bogor meninggal dunia akibat demam berdarah.
“Air tergenang dan buruknya sanitasi menjadi tempat bersarangnya nyamuk DBD Aedes aegypty,” jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Mieke Kaltarina menambahkan, penanganan DBD diawali dengan kesadaran prilaku hidup dan bersih sehat masyarakat.
“Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor pada 2024 ini tercatat pada bulan Januari ada 255 kasus DBD pada bulan Februari menurun menjadi 137 kasus DBD. Dinas Kesehatan menyediakan fasilitas kesehatan (faskes) yang memadai apabila ada pasien demam berdarah yang datang ke Puskesmas terdekat,” ungkapnya.
(YS)