jurnalbogor.com – Menanggapi maraknya isu wanita independent dan besarnya peran wanita sebagai seorang ibu, UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-intisyar menggelar seminar kemuslimahan pada Sabtu (11/1/2025) di Aula Dinas Pendidikan Kota Bogor.
Ninda Putri, Kepala Departemen Kemuslimahan mengungkapkan, kegiatan seminar kemuslimahan merupakan acara tahunan yang rutin diselenggarakan setiap tahun.
“Seminar kemuslimahan ini merupakan program terbesar dari departemen Kemuslimahan, dan rutin di laksanakan setiap tahun. Semusim kali ini kami mengangkat tema“Madrasatul ula di era wanita independent emang bisa?” ujarnya
Lebih lanjut, Hana Tausiyah, ketua pelaksana kegiatan seminar kemuslimahan menyampaikan tujuan diselenggarakannya kegiatan yaitu untuk memberikan pemahaman kepada muslimah yang menjalankan dua peran besar yaitu wanita independen dan madrasatul ‘ula di tengah tuntutan kemandirian.
“Tujuan acara seminar kemuslimahan ini untuk memberi edukasi dan pemahaman ilmu kepada muslimah yang menjalankan dua peran besar yaitu, independen dan madrasatul ‘ula di tengah tuntutan kemandirian, serta memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan seorang muslimah ketika konsep Islami (madrasatul ‘ula) digabungkan dengan realitas wanita masa kini (wanita independen),” tuturnya dalam sambutan.
Kegiatan tersebut ramai antusias di ikuti oleh seluruh peserta, baik mahasiswi UIKA maupun umum.
Rangkaian acara seminar diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, sambutan-sambutan, ice breaking dan dilanjut sesi materi 1 yang disampaikan oleh Dr. Rahmatul Husni, S.Hum., M.Pd.
Dalam sesi materi, Pemateri memaparkan tentang apa itu wanita independent, paradigma madrasatul ‘ula serta tantangan dan kunci keberhasilan madrasatul ‘ula.
“Ketika menuntut ilmu, seharusnya yang wajib dipelajari yaitu ilmu yang menunjang peran keibuan. Madrasatul ula paham bahwa dia pemimpin dan paham skala prioritas di rumah tangga. Mana yang bisa di pegang kendali, mana yang bisa di delegasikan, bahkan mana yang harus di eliminasi. Dan seorang ibu tidak hanya mendidik anak, tetapi membangun peradaban Islam,” jelasnya dalam sesi materi.
Selanjutnya dia menyampaikan tantangan madrasatul ula dan kunci keberhasilannya.
“Tantangannya, yaitu pengaruh media sosial dan nilai-nilai sekuler, ketidakhadiran fisik dan emosional ibu dalam keluarga, anak menjadi korban budaya pop dan screen addiction, tantangan memadukan peran ibu domestik dan publik.
Dan kunci keberhasilannya yaitu Ibu sebagai role model, Pendidikan berbasis tauhid: Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai kurikulum, menanamkan adab sejak dini, keseimbangan mengelola waktu untuk keluarga dan dakwah.
Penulis : Maria Ulfah