jurnalbogor.com – Burnout adalah kondisi kelelahan emosional, mental, dan fisik yang terjadi akibat stres yang berkepanjangan, terutama yang terkait dengan pekerjaan atau tanggung jawab yang intens.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1974. Saat ini, burnout dikenal sebagai kondisi yang bisa terjadi di berbagai bidang pekerjaan, termasuk pada mahasiswa.
Mengindetifikasi faktor penyebab Burnout:
1. Beban Kerja Berlebih
Ketika seseorang memiliki terlalu banyak tugas, waktu istirahat berkurang, yang dapat memicu kelelahan fisik dan mental. Misalnya, seorang dokter di rumah sakit yang harus menangani banyak pasien dalam waktu singkat bisa merasa tertekan dan akhirnya lelah secara emosional. Ini bisa menyebabkan penurunan produktivitas atau bahkan kesalahan medis.
2. Kurangnya Apresiasi dari orang terdekat
Jika seseorang merasa terisolasi atau tidak mendapatkan dukungan yang memadai dari lingkungan sekitar, rasa stres bisa meningkat. Misalnya, seorang pekerja baru di kantor yang tidak mendapatkan arahan jelas atau bantuan dari rekan kerja bisa merasa sendirian dalam pekerjaannya. Tanpa dukungan ini, dia mungkin merasa frustrasi dan putus asa, sehingga mengalami burnout lebih cepat.
3. Kendali yang Terbatas
Ketika seseorang tidak bisa membuat keputusan penting dalam pekerjaannya, dia bisa merasa kurang memiliki kendali. Misalnya, seorang manajer proyek yang terus-menerus mendapatkan intervensi dari atasan dalam proses kerja bisa merasa frustrasi. Karena kebebasan bertindak terbatas, dia mungkin kehilangan motivasi dan merasa terjebak dalam situasi yang tidak bisa diubah.
4.. Ketidakseimbangan Kehidupan Kerja dan Pribadi
Ketika seseorang terlalu banyak bekerja hingga mengorbankan waktu pribadi atau keluarga, stres mudah muncul. Contohnya adalah seorang karyawan yang sering lembur dan jarang bertemu keluarga karena tuntutan kerja yang tinggi. Kehilangan waktu untuk relaksasi atau hobi bisa membuatnya kehilangan semangat dan mulai merasakan kelelahan kronis yang memicu burnout.
Gejala burnout bisa bervariasi pada tiap orang, tetapi beberapa tanda umum meliputi:
a. Merasa kelelahan fisik dan mental
b. Sering sakit kepala, sakit otot, atau masalah pencernaan akibat stres
c. Kehilangan minat atau motivasi terhadap pekerjaan atau aktivitas yang dulu disukai
d. Menarik diri dari interaksi sosial atau menghindari tanggung jawab
e. Kesulitan tidur, merasa cemas, atau bahkan depresi.
Dampak Burnout
Burnout dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental seseorang, termasuk meningkatkan risiko depresi, gangguan tidur, dan masalah kesehatan kronis seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Burnout juga dapat merusak hubungan sosial, mengurangi produktivitas kerja, dan bahkan menyebabkan seseorang ingin berhenti dari pekerjaannya.
Mengatasi burnout memerlukan perubahan dalam manajemen stres, dukungan dari lingkungan sosial, serta perhatian pada kesehatan fisik dan mental.
Mengatasi Burnout
Mengatasi burnout bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana yang membantu tubuh dan pikiran kembali segar. Berikut ini beberapa langkah mudah:
a. Membuat batasan
Jangan ragu untuk membuat batasan antara waktu kerja atau belajar dengan waktu istirahat. Misalnya, setelah jam tertentu, jangan lagi memikirkan pekerjaan atau tugas sekolah.
b. Istirahat
Jangan abaikan waktu tidur dan beristirahat. Tidur yang cukup bisa membuat pikiran dan tubuh kembali bertenaga, jadi coba usahakan tidur sekitar 7-8 jam per malam.
c. Journaling
Coba untuk tuangkan isi pikiran kamu ke dalam bentuk tulisan, journaling dapat membuat kamu lebih tenang dan lega tanpa takut penilaian orang-orang karena isi pikiranmu.
d. Olahraga
Aktivitas fisik seperti olahraga ringan atau jalan kaki bisa membantu melepaskan stres dan membuat tubuh lebih segar. Kamu bisa melakukannya 15-30 menit sehari.
Penulis: Shalshagilani Putri