Mahasiswa KKM IUQI-Gapoktan Kolaborasi Inovatif Kenali Potensi Desa dengan Workshop Penataan Tanaman Hias

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Mahasiswa KKM Kelompok 1 Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor sukses menyelenggarakan Workshop Penataan Tanaman Hias dengan tema “Pot Kecil Berdampak Besar: Penataan Tanaman Hias yang Estetis dan Fungsional” di Desa Benteng, Ciampea, Kabupaten Bogor,  Rabu (21/8/2024).  

Acara ini dibuka Ketua Pelaksana Dita Ayu Andini yang berharap peserta dapat memahami lebih baik mengenai cara menata tanaman untuk menciptakan lingkungan yang asri dan fungsional.

Read More

Ketua Kelompok Tani Selaras, Hamidi menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya acara ini. Menurutnya, workshop ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi desa, terutama dalam upaya mengembangkan sektor pertanian yang lebih maju.

Desa Benteng tidak hanya dikenal karena pertanian, tetapi juga sebagai salah satu desa wisata unggulan di Kabupaten Bogor. Tahun 2020, desa ini meraih Juara 3 Desa Wisata se-Kabupaten Bogor. Tahun 2024, Desa Benteng dinobatkan sebagai Desa Kreatif, menunjukkan betapa besar potensi dan inovasi yang dimiliki desa ini.

Dalam workshop ini, peserta diberikan pengetahuan tentang cara menata tanaman hias, baik indoor maupun outdoor.

“Tanaman memiliki peran penting dalam menciptakan kenyamanan dan ketenangan, dan dengan ilmu yang tepat, semua orang bisa membuat taman yang asri. Taman yang baik adalah yang bisa menciptakan keseimbangan antara estetika dan fungsionalitas, memberikan ketenangan sekaligus keindahan,” jelas Dr. Andrianto Kusumoarta, S.P., M.Si. dosen arsitektur yang menjadi narasumber.

Workshop ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik, termasuk tahapan dalam membuat taman, mulai dari inventarisasi hingga desain menggunakan program-program seperti AutoCAD dan Adobe Photoshop. Taman yang ideal digambarkan sebagai ekosistem hidup yang tidak hanya asri tetapi juga fungsional, dengan estetika yang diperoleh dari warna daun dan bentuk tanaman itu sendiri.

Kebahagiaan juga dirasakan oleh Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), Supardi S.Pd. Ia merasa bangga karena Gapoktan yang ia pimpin difasilitasi dan didukung dalam pengembangan tanaman. Namun, Supardi juga menyampaikan permintaan maaf karena keterbatasan waktu yang membuatnya tidak dapat mendampingi secara intensif.

“Di Desa Benteng, ini adalah pertama kalinya diadakan pertemuan seluruh Kelompok Tani yang langsung didukung oleh teman-teman nahasiswa dari Institut Ummul Quro Al-Islami,” ujarnya.

Supardi juga menyampaikan pentingnya pengembangan media sosial untuk setiap kelompok tani, yang bisa dimulai dengan bantuan dari mahasiswa. Selain itu, ada kabar baik dari Titik, yang mewakili sektor pertanian di Desa Benteng, yaitu adanya program beasiswa ke luar negeri untuk petani muda yang berminat melanjutkan pendidikan ke Jepang dan Taiwan.

“Ketahanan pangan Indonesia ada di tangan kita, maka persiapkan SDM kita sebaik mungkin,” tegas Supardi.

Peran penting petani sebagai inspirator dan komunikator. Sebagai contoh, Desa Benteng, yang diwakili oleh staf desa dan pengelola wisata Wahyu Syarif Hidayat, S.Ag, menceritakan tentang Supardi yang dijuluki sebagai Duta Petani Milenial Bogor. Dengan pengalaman magang di Jepang, Supardi dianggap sebagai kiblat pertanian modern di Desa Benteng.

Kerja sama antara Gapoktan Selaras dan Desa Benteng semakin erat dengan rencana penandatanganan MoU untuk pengelolaan tanaman hias. Workshop ini juga memperlihatkan betapa pentingnya pemahaman tentang estetika dan fungsi dalam menata tanaman.

Antusiasme peserta sangat terasa sepanjang acara ini. Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, di mana berbagai solusi ditemukan untuk masalah-masalah yang dihadapi oleh para petani. Bahkan, acara ini berjalan melewati waktu yang telah ditentukan, menunjukkan betapa bersemangatnya para peserta dalam mempelajari ilmu baru yang dapat diaplikasikan di desa mereka.

Kolaborasi antara mahasiswa, kelompok tani, dan desa ini menjadi bukti nyata bahwa masa depan pertanian Indonesia yang berkelanjutan dapat dicapai melalui sinergi semua pihak. Dengan mempersiapkan SDM yang unggul dan inovatif, Indonesia siap menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan.

(ASH/iuq)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *