Bismillahir Rahmanir Rahiem
Innalillahi Wainna Illahi Rojiun, telah berpulang ke rahmatullah orangtua kita Ikatan Keluarga Cerenti (IKC) se-Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodetabek), dengan tenang di Bintaro, Jakarta. Kita doakan semoga keduanya husnul khotimah dan arwahnya ditempatkan di tempat mulia disisi-Nya, Syurgajannatunnaim. Aamiin3 YRA.
Mohon maaf, saya numpang share foto-foto/gambar kami (saya, isteriku Atik, iparku Endah dan Adindaku Arslan Arda) ketika kami bersilaturrahmi, bertakziah ke rumah duka alm Abang Sudirman bin Ghani dan alm. Kak Salma, di komplek perumahan kawasan elit Bintaro Jakarta, pada hari Ahad siang tgl 11 Mei 2025 yang lalu.

Kami memohon maaf, atas keterlambatan hadir di rumah duka karena berbagai kesibukan pada hari Jumat 10 Mei 2025 tsb. Menurut informasi adinda Faris putera sulungnya bahwa kedua jenazah orangtuanya, disemayamkan di rumahnya Jumat pagi sd siang menjelang masuk waktu sholat Jumat menerima para pelayat, dan Jumat siangnya pada hari itu kedua jenazah disholatkan di masjid setelah jumatan, selanjutnya dikebumikan di TPU Karet Jakarta Pusat, lk 5 meter jaraknya dari makamnya alm.ibunda kakak Salma (nama pangilannya almarhumah ibu semasa hidup omak/ino Mak Agho, orang asli Cerenti, merantau ke Ibu Kota Jakarta, thn 1950an).
Pada hari Ahad siang itu,tgl 11/5-2025 kami diterima di rumah duka oleh 3 orang putra dan putri almarhum dan almarhumah yakni adinda Faris Sulthoni, Fia dan Dwi, serta cucu Nadhira yg cantik/lucu dan ibunya (isterinya Faris). Mereka menyambut kami dengan ramah dan penuh kekeluargaan, barang tentu mereka sedang berduka.
Ketika anak sulung almarhum adinda Faris bercerita tentang kisah berpulang ke rahmatullah ayah dan ibundanya tercinta, dalam jarak waktu yang berdekatan, lk 5-6 jam. Saya dan kami pun tak mampu menahan air mata yang bercucuran di pipi karena merasa sedih/haru, dan kami ikut merasakankan kesedihan ditinggal orang-orang yang mereka sangat sayangi dan cintai.
Ayahnya Faris, alm. Abang Gani menghembuskan napas terakhirnya sekitar bakdah maghrib Kamis tgl 8 Mei 2025 di rumahnya di Bintaro Jkt, sedang ibundanya berpulang kerahmatullah, wafat Jumat subuh tgl 9 Mei 2025 di Rumah Sakit (RS) di kawasan Bintaro. Adinda Faris putra sulungnya seorang wirausahawan bercerita kepada kami, beberapa hari dan bahkan beberapa jam sebelum mereka: sang Ayah dan ibunya wafat, masih bisa berkomunikasi dengan anak-anaknya.
Bahkan sang ibunda Salma yang sedang dirawat, terbaring di RS sempat mengingatkan dan “bertanya” kepada anak-anaknya ?
Apakah ayahmu di rumah sudah diberikan atau disuapi makanannya. Begitu bunyi kira-kira pertanyaan kepada putra dan putrinya yang mendampingi dan ketika menjaga ibunya di RS. Saya mendapat kesan bahwa …”walaupun kak Salma dalam kondisi sakit tetap ingat suaminya… begitulah sayang dan mendalam cintanya seorang isteri terhadap sang suaminya.
Bahkan, kata adinda Faris, ibunya di rumah memang selalu menyuapi makanan untuk suaminya, yang memang sudah lama menderita sakit.
Adinda Faris pun bercerita dengan perasaan haru kepada kami bahwa jenazah ayah dan ibunya sebelum dimakamkan, tampak wajahnya tersenyum (smiling). Kami menterjemahkan gejala psikologis ini bahwa keduanya, insyaAllah husnul khotimah, mereka merasa hidup berbahagia selama ini, dan istilahnya, syair lagu cinta mereka “sehidup semati”.
Demikian itu narasi tentang historika cintanya antar suami dan isteri yang saling memahami dan saling menyayangi, yang patut menjadi contoh dan pelajaran (lesson learn) bagi kita yang masih hidup. Subhanallah.
Allah SWT pun mentakdirkan keduanya wafat dalam waktu dan hari yang bersamaan, dan disemayamkan jenazah keduanya di ruang tengah rumahnya yang asri di komplek perumahan Bintaro, posisinya secara berdampingan. Dan juga disholatkan kedua jenazahnya di masjid dekat rumahnya setelah sholat Jumat berjamaah, hari Jumat yang penuh berkah. Setelah itu kedua jenazah dimakamkan di lokasi yang sama, berdampingan suami-isteri yang membuktikan mereka “sehidup semati”.
Jujur saya berkata bahwa fenomena kehidupan sosial yang teramat langka terjadi dan kita saksikan di dunia ini. InsyaAllah ini sebuah pertanda bahwa keduanya adalah hamba-hamba-Nya dikasihi Allah SWT, Aamiin3 YRA.
Saya mengenal baik keluarga yang tengah berduka ini, almarhum dan almarhumah orang baik, sangat peduli keluarga/kerabat, ramah dan orangnya dermawan. Mereka juga sangat baik kepada saya, kami saling menghargai dan menghormati. Semasa saya memegang amanah sebagai Ketua Ikatan Keluarga Cerenti (IKC) se Jabodetabek selama lk 17 tahun, sejak thn 2002 sd 2017, saya banyak dibantu oleh mereka secara moril dan material (donasi), salah satu diantaranya rumahnya di Bintaro Jkt dan Villa 88 yang bangunan terdapat di Batu Licin Cisarua Puncak Kabupaten Bogor, sering atau hampir setiap tahun kita gunakan untuk acara silaturrahmi “ngariung” ngobrol “ngaro ngidul” dengan penuh suasana keakraban antar sesama warga IKC, berkomunikasi tanpa sekat.
Kami warga IKC yang berkesempatan menginap di villa bersama anggota keluarga dengan total populasi tidak kurang 60-70 orang, terdiri dari suami-isteri, anak-kemenakan dan para cucu bahkan cicitnya.
Adapun rangkaian acara sersan (serius dan santai) dengan alokasi waktu dan jadwalnya Sabtu siang, sekitar pkl 10-an masuk Villa 88 dengan kamar resort masing-masing, dan setelah habis acara silaturrahmi pulang ke rumah, ke alamatnya masing-masing pada hari Ahad siang esok harinya, dan malamnya setelah sholat maghrib berjemaah dan tausyiah dari Ustadz Abdur Rahman Lukman, dilanjutkan acara makan-makan, ramah-tamah dan hiburan ala IKC.
Kemudian pagi Ahadnya warga IKC ikut berolah raga senam dan atau jalan kaki di pagi hari dengan riang gembira bersama keluarga di sekitar Villa 88 dengan hawa segar suasana pegunungan Puncak Bogor, setelah itu disediakan sarapan pagi prasmanan, dan minuman teh-kopi yang enak-enak oleh Tuan Rumah Bang Gani dan Kak Salma yang baik hati. Kini, kedua mereka orang baik itu, telah pergi meninggalkan kita buat selama-lamanya menghadap pemiliknya Sang Maha Khalik, Allah SWT.
Kebaikan keluarga ini, tidak akan terlupakan oleh warga IKC se-Jabodetabek. Dalam “sweet memory”nya saya sebagai mantan Ketua IKC Jabodetabek, masih teringat akan kebaikan dan keramahan kedua suami-isteri, teristimewa kakak Salma, ketika di rumah dan villanya menyiapkan tempat dan menghidangkan makananan dengan aneka macam masakan dan kue-kue yang lezat, bergizi dan sangat manusia.
Semua makanan dan biaya penginapan kamar-kamar Villa 88 gratis, tanpa bayaran dari warga dan kas IKC. Mari kita doakan, semoga amal jariah beserta kebaikan-kebaikannya menjadi pahala yang berlimpah dari Allah SWT sebagai bekal kehidupan akhiratnya..Al Fatihah,.. Aamiin-3YRA.
Kita tak lupa pula mendoakan, semoga Allah SWT menganugerahi keluarga yang ditinggalkan almarhum Abang Gani dan Kakak Salma dalam keadaan sehat walaffiat, tabah dan sabar dalam menerima cobaan, dan selalu bertawakkal kepada Allah SWT, Aamiin YRA.*****
Semoga kehadiran tulisan “in memorial” saya AA ini, hendaknya dapat sebagai pengingat dan kenangan manis (sweet memory) atas kebaikan sosok dan figur yang pernah ada di lingkungan warga IKC sebagai pembelajaran (iktibar, lesson learn) bsgi mereka yang mau mengerti dan berterima kasih, serta bersyukur atas nikmat Allah yang telah dirasakan. ###
Akhirulkalam, saya beserta keluarga dan atas nama keluarga besar IKC se-Jabodetabek, mendoakan, insyaAllah kedua almarhum dan almarhumah dalam keadaan husnul khotimah dan ditempatkan bersama orang-orang sholeh ditempat mulia di Syurgajannatunnaim, Aamin-3 YRA.
Gallery and Ecofunworkshop, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel Sindangsari Botim City, Senin 12 Mei 2025.
Wassalam
====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Ketua Umum IKC se-Jabodetabek 2002-2016, Pendiri dan Dosen Universitas Djuanda Bogor thn 1986-2024, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Arsyada Cerenti Madani, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya melalui Media Sosial)