jurnalbogor.com – Terima kasih mas Dr Sugeng Budiharsono, telah berbagi ilmu pengetahuan, diantaranya saya dishare isi ringkasan buku berjudul “Indonesia Rising” by Anthony JS Reid.
Isi bukunya melihat Indonesia lebih optimistik bisa berkembang maju dengan asumsi-asumsi yang dijadikan landasannya, menurut saya “overestimate” menilai “success story” era SBY dimana ekonomi tumbuh lebih dari 6 persen. Indonesia telah masuk ke perkumpulan negara G-20 dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia.
Indonesia sejak thn 2009 menunjukan pengaruhnya dalam politik dan ekonomi global. Buku itu, kontennya memotret Indonesia pada masa pemerintahan SBY, setelah Pemilu 2009, banyak orang berharap bahwa Indonesia segera menjadi kekuatan ketiga di Asia dari sisi ekonomi dan pertahanan setelah China dan India.
Untuk mempercepat hal itu perlu “modal sosial” (social capital) yang kuat. Semoga setelah terpilih presiden baru, masyarakat Indonesia kembali bersatu untuk segera menjadi kekuatan ketiga Asia, agar bisa berdiri tegak dan tidak lagi dianggap bangsa “inlander” yang mengikat inferiority complex (Sugeng Budiharsono 2024).
Menurut pendapat saya, bahwa data dan informasi tentang perkembangan ekonomi di era SBY memang jauh berbeda dgn era mas Joko zaman now. Dan saya sependapat, kemajuan masyarakat bangsa Indonesia, prasyarat utama adanya modal sosial yang kuat, dengan sistem kelembagaan dan organisasi Pemerintahan RI yang baik tata kelolanya (good and clean government) itu syarat mutlak, penegakan supremasi hukum adalah kunci kemajuan NKRI.
Sebenarnya social capital era SBY menurut saya juga pas-pasan, bila ditakar cukupan saja, tidak baik-baik amat, dimana korupsi masih marak. Faktanya para elit parpol PD bertumbangan, korupsi dana proyek APBN dan mereka ditangkap KPK, artinya jika kita tak mengatakan defisit modal sosial, distrust society.
Lebih lanjut, di era regim Jokowi, modal sosial ambruk, lebih buruk lagi, very defisit social capitalnya, dimana distrust society sdg terjadi saat ini. Terlebih membaca fenomena sosial politik, gagalnya demokrasi Pemilu Pilpres 2024 yang curang berbasis TSM.
Sejumlah data dan indikator ipoleksosbudhankam yang dipublish lembaga nasional dan internasional terpercaya memperkuat pendapat “distrust society” tersebut. Hal ini juga merupakan fakta yang mengindikasikan telah terjadinya kegagalan regim politik mas Joko, untuk membawa bangsa Indonesia ke arah kemajuan yang berperadaban.
Angka gini ratio tinggi lk 0.4 ketimpangan sosial yang amat tinggi, Indeks korupsi, kemiskinan, pengangguran, stunting, indek demokrasi, indek penegakan hukum dan HAM dan indek daya saing pada rangking rendah, posisi ekonomi hingga saat ini “midle income trap” karena pertumbuhan ekonomi tumbuh dikisaran 4-5 persen per tahun selama 10 thn terakhir, dsb.
Artinya di era kepemimpinan mas Joko kinerja pembangunan sosial ekonomi, hukum dan politik indikatornya melorot semua. Dan yang paling parah perilaku “abuse of power and authority” seorang Presiden.RI mas Joko, adanya pelanggaran konstitusi UUD 1945 bersifat TSM, dan praktik carut marut hukum serta sangat melemahnya pengawasan (control) DPR RI dan MPR RI terhadap perilaku sesat dan menyesatkan “cawe-cawe” Presiden RI mas Joko sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan RI, dalam 5 tahun terakhir penyimpangan dan atau pelanggaran sangatlah terang benderang.
Hal ini terjadi, terutama Presiden Jokowi mengintervensi beberapa institusi negara seperti KPK, MK, Parpol, Kepolisian, TNI, Pj Gubernur, Pj Bupati/Pj Walkot, para Kades, dll untuk kepentingan pribadi dan keluarganya dalam membangun dinasti politik dalam Pemilu Pilpres RI thn 2024, bahkan menggunakan dana APBN untuk penggelontoran bansos di masa kampanye Pemilu Pilpres 2024, yang melanggar UU APBN..
Jika 5 tahun kedepan di NKRI tidak muncul atau tampil strong leader yang berwatak sehat dan bersih, waras (akal tulus), maka Indonesia bisa dipastikan, akan menjadi negara gagal (fail state)
Maaf, saya berpendapat, bahwa mas Joko bersama teamworksnya untuk saat ini telah berhasil sebagai “the winner” dengan akal fulus dan bulusnya, mengalahkan akal tulus (comon sense). Kritik-kritik dari komunitas intelektual, pakar dan ilmuran GB lebih dari 200 PTN dan PTS, dia abaikan saja, ibarat pepatah “anjing menggongong kabila tetap berlalu”.
Sikap Egp-nya “emangnya gue pikirin” sangatlah parah, “close mind”. Bahkan regim ini menuduh GB yang mengkritisi pemerintahan orang-orang yang ditunggangi dan partisan. Salah seorang yang menuduh tersebut adalah Meninves BL yang sekarang oleh majalah Tempo diberitakan kasus mafia tambangnya, dengan dugaan korupsi miliaran rupiah.
Gejala sosial politik penyelenggaraan Pemilu Pilprss 2024 dgn kecurangan yang terstruktur, sistematis dan massif (TSM) dan ada faktanya yang telah dinarasikan secara visual dengan hasil rekaman digital dalam film “Dirty Voice” memperkuat pendapat saya diatas.
Jika paslon 01 dikalahlan dan Paslon 02 menang, hasil cawe-cawe mas Joko. Kondisi, situasi dan eksistensi NKRI semakin parah, sehingga berpeluang besar menjadi negara yang gagal (fail state) dalam memakmurkan rakyatnya yg berkeadilan bagi semua.
Singkat kata NKRI bisa-bisa dalam pelukan RRC, dan Presiden RI menjadi boneka China seperti gusture mas Joko, dan atau menjadi salah penjabat gubernur China/RRC yang ada di wilayah Indonesia. Jadi pembangunan aspek pertahanan dan keamanan NKRI yang politik luar negerinya bebas aktif, non blok seharusnya tetap dijaga dan dipertahanan.
Untuk melengkapi opini tdb, harap baca beberapa tulisan saya sebelumnya diantaranya Pilpres 2024 “akal fulus dan bulus” mengalahkan “akal tulus”, Klaim menang QC Gebug Duluan Urusan Belakangan, gaya preman, dll.
Sulit membayangkan jika etika, moral dan hukum diinjak-injak dalam praktik bernegara, dampaknya tinggal menunggu kehancuran, kecuali para penjahatnya bertaubatan nasuha. Akan tetapi tanda-tanda pertaubatan sangat sulit tampaknya. Insya Allah Allah SWT memberikan rahmat, karunia dan hidayahNya untuk kita orang-orang yang masih waras dan berakal tulus,, dan terhindar dari tipu daya akal bulus dan fulus, dimana mainstreamnya duit haram bersilewaran seperti saat ini, yang tengah berlangsung di pusaran kekuasaan.
Save NKRI, save Rakyat Indonesia dari penindasan oleh regim anti demokrasi. Semoga Allah SWT melindungi dan menolong hamba-hamba-Nya yang sholeh dan gemar beramar makruf nahi mungkar. Aamin.
Syukron barakallah
Wassalam
====✅✅✅
Penulis: Dr.Ir.H.Apendi Arsyad, M.Si
(Dosen, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui tulisannya di medsos)