jurnalbogor.com – Berkolaborasi dengan bersama Yayasan Kopi Nasional (YKN) dan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura & Perkebunan Kabupaten Bogor, PT Bank Central Asia (BCA) melalui program Bhakti BCA, Senin (05/05) menggelar panen raya di Kebun Kopi Cikoneng, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin (5/5).
Kopi yang dipanen para petani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ini hasil lebih melimpah dan biji kopi yang dipanen berkualitas baik, efek dari program revitalisasi yang dilaksanakan para petani yang didukung program Bakti BCA 2024 lalu.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Bakti BCA, produksi kopi para peserta pembinaan di Kebun Kopi Cikoneng per April 2025 mencapai 47.640 kilogram. Jumlah tersebut naik 3,5 kali lipat dibandingkan sebelum pembinaan dilakukan, melebihi target awal peningkatan produksi, yaitu 120 persen.
Pembukaan panen raya dilakukan bersamaan dengan peresmian program revitalisasi Kebun Kopi Cikoneng periode 2025, dihadiri Penyuluh Pertanian Ahli Muda Reza Septian, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura & Perkebunan Bogor Entis Sutisna, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn, Ketua Yayasan Kopi Nasional Litha Brent, dan Kepala BCA KCU Cianjur Marcelina Ila Anugrah.
“BCA merasa bangga dapat mendampingi para petani di Kebun Kopi Cikoneng untuk berkembang, hingga berhasil melakukan panen raya. Peningkatan produksi kopi di Cikoneng hingga lebih dari 350 persen tentu berdampak bagi peningkatan pendapatan para petani. Dengan dukungan YKN dan Distanhorbun Kabupaten Bogor, BCA, kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn berkomitmen melanjutkan revitalisasi Kebun Kopi Cikoneng. Hal ini dilakukan semata untuk membantu petani mengelola serta meningkatkan kualitas kopi yang ditanam, sehingga pada akhirnya mendorong peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Hera F. Haryn, dalam keterangan tertulisnya Senin (05/05).
Revitalisasi Kebun Kopi Cikoneng di Bogor dilaksanakan di atas lahan perkebunan seluas 10 hektare. Pada tahap pertama, para petani dari Kelompok Tani Cikoneng Lestari dan Lestari Maju Bersama berkesempatan mengikuti Sekolah Lapang dari Distanhorbun Kabupaten Bogor, serta mendapatkan bantuan alat dan kebutuhan bertani dari Bakti BCA.
Sebelum pembinaan, para petani memiliki pendapatan akumulasi sekitar Rp137 juta dari panen kopi setiap tahun. Kini, pendapatan mereka naik hingga lebih dari Rp420 juta. Revitalisasi tahap kedua berfokus pada optimalisasi peningkatan produktivitas cherry kopi, kapasitas petani, kesuburan tanah, serta produksi dan kualitas hasil perkebunan. Produksi kopi pasca-revitalisasi tahap kedua diharap mencapai 53.000 kilogram, dan meningkatkan pendapatan petani hingga sekitar 60 persen.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura & Perkebunan Bogor Entis Sutisna mengapresiasi inisiatif BCA untuk melanjutkan revitalisasi kebun kopi di Cikoneng, Bogor. Revitalisasi, sangat penting bagi petani untuk mendapatkan akses memahami praktik pertanian yang efektif dan efisien.
“Kami berharap kemitraan yang terjalin tidak hanya mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen, tetapi juga memperkuat daya saing kopi lokal serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar dan Kabupaten Bogor secara keseluruhan,” ujar Entis.
Sebagai informasi, Indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, dan memiliki beragam jenis kopi dari berbagai daerah. Kabupaten Bogor sendiri merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Jawa Barat. Inisiatif Bakti BCA di Cikoneng merupakan salah satu wujud komitmen perusahaan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Apresiasi setinggi-tingginya kami sampaikan bagi para petani di Kebun Kopi Cikoneng, atas dedikasi dan semangat yang luar biasa selama mengikuti proses revitalisasi. Kami yakin, kolaborasi solid antara sektor swasta, pemerintah, dan komunitas seperti yang terjadi di Cikoneng merupakan kunci utama dalam menciptakan pertumbuhan berkelanjutan. Mari kita terus bekerja sama demi mendorong kemajuan dan pemerataan kesejahteraan,”jelas Hera F. Haryn menutupi. (Aga*)