jurnalbogor.com – Momen HUT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang ke-14, civitas hospitalia menggelar santunan terhadap anak yatim, launching vaksinasi Hepatitis B, reward karyawan teladan dan seminar-seminar dengan tema “rajut silaturahmi demi membangun harmoni untuk negeri”.
“Hari ini adalah momentum yang istimewa. Kita berkumpul di sini untuk merayakan ulang tahun ke-14 RSUD Leuwiliang. Sebuah perjalanan yang penuh dengan dedikasi, komitmen, dan tentu saja, penuh dengan kasih sayang kepada sesama,” kata Direktur RSUD Leuwiliang dr. Vitrie Winastri, S.H., MARS , Selasa (23/4/2024)
HUT RSUD Leuwiliang sendiri jatuh pada 25 Februari 2024, namun acara baru digelar digabungkan dengan halal bihalal. Menurutnya, tema perayaan tahun ini rajut silaturahmi demi membangun harmoni untuk negeri bukanlah sekadar rangkaian kata, tetapi sebuah panggilan untuk kita semua untuk bersatu, berkumpul, dan bekerja sama demi kebaikan bersama.
“RSUD Leuwiliang bukanlah sekadar sebuah lembaga medis. Ia adalah tempat di mana hati dan ilmu bertemu, tempat di mana kesembuhan dan harapan dirayakan setiap hari. Namun, di balik semua peralatan medis dan bangunan, yang membuat RSUD Leuwiliang benar-benar istimewa adalah kebersamaan dan solidaritas yang kita miliki,” ungkapnya.
Pada santunan 100 anak yatim dan tausiah oleh ustadz Muhajirin Affandi, serta launching vaksinasi Hepatitis B dari Dinas Kesehatan. “Selain itu ada seminar-seminar untuk ekternal para kader dan internal kami diberi pencerahan di bidang hukum rencana di tanggal 25,” jelas Vitrie.
“Secara internal SDM lebih meningkat kinerjanya, ke depan kami bisa melayani masyarakat lebih baik lagi,” tandasnya.
Sedangkan untuk memotivasi karyawannya, RSUD Leuwiliang memberikan reward dan dari 10 karyawan teladan 3 diantaranya diberangkatkan umrah dan seorang lagi termasuk ASN berprestasi di tingkat Kabupaten Bogor.
Sementara Kabid Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Adang Mulyana menyebutkan ada 6 ribu dosis vaksin Hepatitis B yang disiapkan untuk tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit dan puskesmas.
“Yang kami prioritaskan adalah nakes yang kontak langsung. Jadi dokter, bidan, perawat yang menangani pasien itu yang diutamakan,” kata Adang.
Pasalnya tingkat penularan cukup tinggi 7,3 persen dan jika parah bisa menyebabkan kematian. Tapi belum ada kasus kematian di Kabupaten Bogor dan untuk pencegahan dilakukan langkah-langkah salah satunya vakinasi. “April ini harus sudah selesai dimulai vaksinasi tahap pertama, tahap kedua di bulai Mei hingga tahap ketiga pada Oktober,” jelasnya.
(YEV)