Catatan Launching Buku “Beri Kami Kesempatan” by Prof.Dr.dr.H.Samsuridjal Djauzi

  • Whatsapp

Bismillahir Rahmanir Rahiem
Alhamdulillah, saya AA bisa hadir di acara bedah buku, atau launching buku karangan Prof.Samsuridjal Djauzi, kolumnis HU Kompas, berjudul “Beri Kami Kesempatan”, terbitan Yayasan Pelita Desa thn 2025. Acara bedah buku, bertempat di Kampus Universitas Yarsi, Cempaka Putih Jakarta.

Baik bpk saya bisa hadir, alhamdulilah, terima kasih begitu balasan WAjapri beliau kpd saya,…lantas saya jawab, sama-sama bapak Prof.Samsuridjalm. Kita mengenalnya sebagai sosok dan figur pendidik dan praktisi Comdev yang handal, mantul, the best of oldest productive man in the wolrd. Kehadiran saya tadi dalam acara Launching Buku “Beri kami Kesempatan” sungguh memberikan inspirasi dan motivasi kpd saya AA untuk tiada henti pengabdi baik dalam pemikiran (reflektif) dan perbuatan (action, fraksis), walaupun usia tidak muda lagi (oldest man).

Read More

AA (kanan) bersama Bpk Prof.Samsuridjal Djauzi

Bapak Prof.Dr.dr.Samsuridjal Djauzi (80 thn), saya mengagumi sosok dan figur yang multitalenta, pekerja keras dan ikhlas, tetap sehat walafiat dan bersemangat mengabdi. Watak orangnya open mindset or out the box, pembelajar, berani dan terampilnmenulis di media massa, dan cerdas, keras dan ikhlas berkreatifitas dan berinovasi, termasuk diluar sains kedokteran, spesialis internist dari Kampus Exellence, FK UI Jakarta, seperti mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dimiliki lintas dan multidisiplin bahkan sistemik disiplin dalam pengembangan komunitas masyarakat perdesaan dan pemuda desa (community development of young rural society).

Bapak Prof.Samsuridjal dengan loyalitas pengabdinnya melalui beberapa Yayasannya diantaranya Yayasan Pelita Desa dengan sejumlah program dan aktivitas sosialnya baik berskala lokal, nasional bahkan internasional dengan mendidik, melatih ketrampilan hidup (life skill) generasi muda Indonesia dari masyarakat rumput (grassrote society), dengan pengalaman seorang bpk yang sukses dalam berpraktek (best pracitice) mengamalkan ilmunya tsb, sungguh telah memperlihat suritauladan kpd saya AA dan kami yang masih tergolong muda usia Bpk Samsuridjal dengan telah memasuki usia 80 tahun, dan usia perkawinannya sudah 55 thn dengan ibu Siti Chamsiah yang tetap setia mendampingi bpk sebagai suami-isteri yang saling mencintai, sungguh membuat saya pribadi merasa takjub dan barangtentu juga bersyukur bahwa bpk.Samsuridjal telah dianugerahi Allah SWT, kehidupan keluarga yang saling berkasih sayang dan keluarga yang tentram (sakinah mawaddah warohmah/samarah).

Sepasang anaknya 1 org putra dan 1 orang putri, kedua mengikuti jejak sang ayahnya lulus FK UI dan berprofesi sebagai dokter spesialist. Begitupun menantu dan beberapa cucunya juga lulus di Fakultas Kedokteran, mengikuti jejak karier profesi kakeknya. Sungguh sangat menyenangkan dan membahagia kita yang menyimak riwayat kehidupan berkeluarga bpk Prof.Samsuridjal tsb.

Sungguh banyak nikmat yang Allah SWT berikan kpd bpk Samsuridjal, karena kehadiran
keluarga Samarah adalah dambaan semua insan manusia berkehidupan tenteram di dunia, sebagai jaminan keselamatan bekal kehidupan akhirat kelak, sebagaimana doa kita setiap selesai sholat, memohon kepada Allah SWT,….Ya Allah Ya Rabb, berikan hambaMu ini, keselamatan hidup baik di dunia dan akhirats (Rabbana aatinaafit dunniaa hasaanah, wafilakhiroti hasanahtau waaqina azabbannar). Pola hidup Sang Profesor berorientasi selalu menjaga keseimbangan lahir dan batin, material dan spiritual, dan.dunia dan akhirat. Singkat kata iman, ilmu dan amal, demikian itulah sosok.dan.vigut panutan Prof.Samsuridjal Djazuli yang kita.kagumi.

Jika saya AA boleh berpendapat, kunci kesuksesan hidup yang patut kita suritauladani dalam pola berperilaku bpk Prof.Samsuridjal, diantaranya yang menonjol adalah sosok dan figur akademisi, ilmuwan dan pakar kedokteran ahli penyakit dalam (internist) yang.selalu.menjaga keseimbangan hidup, spt sosok dan vigur yang berwatak pembelajar, pemikir juga mau terjun dalam dunia praktisi di lapangan.

Kemudian bpk.Prof Samsuridjal, sosok dan figur yang memperhatikan kehidupan anggota keluarganya dan termasuk sangat mencintai sang isteri, juga beliau memberikan perhatian, mengalokasikan sebagian waktunya untuk peduli mengembangkan kehidupan masyarakat miskin di perdesaan, terutama fokus dalam pengembangan ketrampilan hidup (life skill) generasi muda desa.

Proyek-proyek sosial-kewirausahaan (socio enteurpreuner) melalui pengembangan potensi alam perdesaan dan disertai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (human resource) kaum muda desa yang sukses dilakukan oleh bpk.Prof Samsuridjal, telah berkembang pesat, dan eksis hingga sekarang adalah sosio-enterpreuner pemuda desa dibawah naungan Yayasan Pelita Desa, berlokasi di Desa Putat Nutug, Ciseeng, Kabupaten Bogor.

Saya AA bersama isteri dan rombongan beberapa anggota grup diskusi PPSN tahun 2024 yang lalu, dimana bpk.Prof.Syamsuridjal sebagai Ketua Pembina PPSN. Kami rombongan PPSN berkunjung ke desa Putat Nutut, kami menyaksikan aneka tanaman pangan dan hias yang dibudidayakan di green house dan di lahan-lahan tepi sungai, sebagian bahan bakunya diolah menjadi produk agroindustri. Berikutnya, sebagai produk-produk pertanian yang ada yang berhasil dipasarkan, memasuki pasar ekspor ke beberapa negara, mancanegara.

Kami menyaksikan juga di lokasi wisata alam Yayasan Pelita Desa, membuka layanan berwisata buat anak-anak sekolah bersama keluarganya, aneka atraksi dan wahana wisata alam yang ramah lingkungan (ecotourisme), dikembangkan spt wahana padi-sawah dan mandi kerbau, wahana outbond, tracking of road, dll.

Dan barang tentu Yayasan Pelita Desa, menerima dan menampung para pemuda desa yang kurang mampu ekonomi keluarganya (dhuafa dan mutaafin) yang berasal dari beberapa daerah Provinsi di Indonesia.untuk dididik dan dilatih untuk mendapatkan keterampilan hidup (life skill) dalam aspek kompetensi agribisnis dalam arti luas di bidang usaha tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan pariwisata alam. Keluar atau lulus dari pendidikan dan pelatihan, yang diselenggarakan Yayasan Pelita Desa, anak-anak muda desa tersebut bisa hidup mandiri, kreatif-inovatif, bersocio-entrepreuner, untuk berkehidupan layak, berketerampilan terbaik dan hidup lebih sejahtera (better farming and better living).

Demikian itu, yang menjadi visi, misi dan tujuan Yayasan Pelita Desa, yang digagas dan didirikan tokoh akademisi, ilmuwan dan pakar kedokteran yang sangat peduli (carefully) dengan nasib Rakyat Perdesaan yang mayoritas masih hidup bodoh, miskin.dan terbelakang yang menjadi ladang garapan dan objek pembinaan Yayasan Pelita Desa, sejak belasan tahun lalu, alhamdulillah eksis hingga sekarang, zaman Now.

Dengan segala daya upaya yang telah dilakukan Yayasan Pelita Desa, dibawa kendali.dan pembinaan sosok dan figur Bpk Prof.Samsuridjal Djauzi, orang keturunan Minangkabau, Sumbar, dan ayahnya seorang saudagar, berjualan di Pasar Tanah Abang dan juga berprofesi guru di lingkungan masyarakat, bpk Prof.Samsuridjal telah menulis sejumlah pengalaman hidupnya dalam mengelola program dan aktivitas pembinaan pemuda desa, berupa sebuah buku, berjudul “Beri Kami Kesempatan”.

Buku tersebut, Minggu siang tgl 14 September 2025 telah dilaunching atau dibedah isinya oleh 3 orang narasumber yang beken dan kompeten dibidangnya, salah seorang diantaranya bpk Prof.Fasli Jalal (mantan Wamendikbud RI era Presiden SBY dan kini Rektor Universitas Yarsi) dan 2 orang pembeda isi buku atau pembahas lainnya, juga bergelar Profesor dan Dosen FK UI, yang merupakan murid sang Prof.Samsuridjal, alumni FK UI Jakarta.

Alhamdulillah jalannya diskusi cukup semarak, bermakna, begitu banyak ide-ide cerdas, termasuk beberapa pernyataan apresiasi yang diusulkan atas jasa dan usaha-usaha kreatif dan inovatif beliau, Prof.Samsuridjal Djauzi yang tetap produktif di usia senja, kini beliau sang Prof. telah memasuki umur lk 80 tahun, dan usia perkawinan 55 tahun, tetapi alhamdulillah beliau sehat dan tetap produktif dalam memanfaat waktu.

Saya AA sependapat dengan para pembahas buku “Beri Kami Kesempatan” karangan Prof.Samsuridjal Djauzi, bahwa sudah selayaknya tokoh ini.diberikan penghargaan “life Acievment” oleh negara/Pemerintah RI atas loyalitas, dedikasi dan prestasinya dalam mengembangkan ipteknya yang dikuasainya dan telah diabdikan kpd masyarakat, bangsa dan negara, dalam bentuk pengembangan komunitas pemuda desa yang memiliki ketrampilan hidup (life skill) sebagaimana beliau ajarkan, sebagai jaminan masa depan mereka generasi penerus bangsa.

Demikian narasi ringkas guna mengapresiasi hasil karya.inovatif.sang Prof.Samsuridjal Djauzi (80 thn) sebagai tokoh pendidik dan praktisi serta pekerja sosial yang handal, pekerja keras dan ikhlas, tak pernah lelah dan menyerah, untuk mengabdi demi kemajuan nusa dan bangsanya, yang telah menginspirasi dan memotivasi kita sekalian, terutama kaum muda,.millenial zaman Now. Semoga Allah SWT memberkahi kita para pembaca sekalian, Aamin3 YRA.

Gallery and Ecofunopoly, Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari, Botim.City, West Java, Ahad 14 September 2025.

Wassalam
=====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Dosen, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya di Media Sosial dalam rangka ikut berperanserta untuk mendorong perwujudan Indonesia Emas 2045)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *