Anak-anak SD di Sukajaya ke Sekolah Susuri Jalan Setapak

  • Whatsapp
Anak-anak di Desa Sukajaya

jurnalbogor.com – Sejumlah anak Sekolah Dasar (SD) berjalan menyusuri jalan setapak beredar di media sosial. Video tersebut diunggah akun Facebook @Sukajaya curcor dengan menyertakan sebuah keterangan “Tolong pemerintah setempat geura kumaha bae ulah omon omon doank (Tolong pemerintah setempat cepat bagaimana caranya jangan omongan saja,” tulis keterangan video tersebut.

Informasi diperoleh di lokasi pengambilan gambar dengan memperlihatkan anak- anak sekolah berjalan menyusuri jalan setapak di wilayah Desa Sukajaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

Mereka (anak- anak sekolah) terpaksa melintasi jalan setapak dengan kondisi jalan masih tanah merah hingga terlihat berjalan menanjak di lokasi itu.

Sekretaris Desa Sukajaya, Fariz Alpadli Alamiah membenarkan lokasi video viral tersebut berada di wilayahnya. Menurut dia, jalan yang viral itu merupakan jalan pintas, adapun jika ingin melewati jalan lingkungan utama itu jaraknya lebih jauh, pengguna jalan harus menempuh jarak sekitar tiga kali lipat dari jalan tersebut.

“Ya bisa tiga kali lipat jika harus menempuh jalan utama berarti turun lagi ke kampung, putar ke Kampung Cidoger lagi naik kan gitu,” ungkap Fariz Alpadli Alamiah dikonfirmasi, Kamis (1/2/2024).

Fariz menjelaskan panjang jalan pintas itu sekitar 500 meter dan berada di lahan kebun milik perorangan. Jalan itu belum dibangun lantaran terkendala lahan yang belum dihibahkan oleh pemiliknya.

“Kami di pemerintah desa untuk tahun 2021 sudah welcome, untuk pembangunannya kan untuk khalayak umum. Namun untuk pembangunan itu kami hanya untuk pembangunan berupa fisik saja. Tetapi, kalau terkait jalan itu kan ada hak perorangan dalam artian yang punya lahan,” jelasnya.

Dia menyebut bahwa untuk pembangunan jalan di lokasi tersebut sudah diploting atau sudah ditentukan untuk lokasi pembangunannya hanya saja masih menunggu hibah lahan dari pemilik jika mau dibuat jalan.

“Tetapi, mudah-mudahan tahun 2024 ini juga untuk ploting kami tetap ploting nunggu dihibah tempat,” kata dia.

Dia mengaku, hasil musyawarah baik itu warga maupun aparatur setempat seperti Kepala Dusun (Kadus), RT dan RW supaya warga meminta kepada para pemilik lahan agar mau menghibahkan sebagian tanahnya untuk pembangunan jalan.

“Kalau itu tidak salah ada 9 orang yang memiliki lahan masing-masing.  Mudah-mudahan jika warga yang datang ke pemilik lahan bisa dikasih untuk hibahnya. Kalau tidak ada aral melintang di tahun ini hibahnya dapat itu pasti dibangun untuk jalan lingkungan,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pihaknya tegah melakukan berbagai upaya untuk pembangunan jalan di lokasi tersebut.

“Kalau ada pertanyaan azas manfaatnya, dari sekian ribu warga Desa Sukajaya yang menggunakan manfaat itu berapa, jujur kalau bicara kesana. Apapun itu  akan merubah upaya kami. Kalau bertanya berapa jumlah pemanfaat jalan itu satu RT tapi tidak semua yang menggunakan jalan tersebut, kalau berbicara jumlah untuk anak sekolah tidak lebih dari sekitar 20 orang bahkan kalau tidak salah dibawah 15 orang,” tandasnya.

Dia kembali menegaskan kalau untuk anggaran ada hanya saja pihaknya terkendala lahan yang harus dihibahkan oleh pemilik, makanya sampai saat ini jalan tersebut belum dibangun.

“Cuman kembali lagi perlu dimaklumi oleh warga dan rekan-rekan media bahwa Pemdes itu bukanlah Tuhan. Pemdes itu bukanlah mesin pencetak uang, kita terbatas dengan aturan dan kita terbatas dengan anggaran,” ungkap dia mengakhiri.

(AE)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *