jurnalbogor.com – Perumahan Bumi Menteng Asri (BMA) Kota Bogor semrawut akibat pedagang kaki lima (PKL) yang berserakan di lahan yang disebut sebagai milik Pusdik TNI. Ditambah lagi mobil-mobil online yang memenuhi sisi kiri dan kanan Jalan Raya Medika, menambah sempit area jalan.
Salah satu warga BMA yang risih dengan kondisi tersebut patut diapresiasi, lebih-lebih ada PKL berani membuat jamban yang limbahnya mengalir ke kali.
“Jelas tambah kumuh, mestinya aparat (kelurahan, kecamatan atau dinas terkait) tak melakukan pembiaran. Saya coba inisiatif karena ini mengganggu sekali,” kata dia.
Diakuinya saat diprotes warga, pemilik warung mengaku sudah mendapat izin dari Pusdik TNI, namun mana mungkin kantor alat negara mengizinkan aksi pencemaran lingkungan.
“Saya memang bukan pengurus RT atau RW. Cuma saya coba koordinasi dengan pihak terkait (Satpol PP Kecamatan dan Disperumkim), Alhamdulillah jamban itu dibongkar,” ungkapnya.
Dia berharap situasi sekarang berlangsung seterusnya dan semua pihak untuk saling menjaga kenyamanan lingkungan seperti di Perumahan BMA yang semrawut karena PKL.
Untuk diketahui, Pusdik TNI memang perlu memahami Broken Window Theory (Teori Jendela Retak). Dimana teori ini menjelaskan bahwa, ketika suatu objek atau lingkungan tampak tak terurus, warga akan memersepsikannya sebagai situasi vakum hukum. Dengan persepsi ngawur seperti itu, tinggal menunggu waktu sampai tindak-tanduk ugal-ugalan bahkan melawan hukum muncul membuat situasi semakin parah.
Nah, agar Broken Window Theory tidak menjadi kenyataan lagi, Pusdik TNI memang harus lebih serius mengelola area yang sudah dipagarinya tersebut. Memang, ada kabar bahwa area tersebut sesungguhnya masih menjadi objek sengketa. Tapi terlepas dari itu, karena Pusdik TNI sudah membangun pagar dan mendirikan papan-papan pengumuman kepemilikan, maka Pusdik TNI harus konsekuen mengurus area tersebut agar tidak lagi kotor, bau, berantakan, dan dipenuhi sampah plus rumput liar laiknya kawasan tak bertuan.
Sebagaimana situasi dalam komplek Pusdik TNI yang begitu rapi dan asri, lahan yang disebut sebagai milik Pusdik TNI namun berada di luar komplek Pusdik pun sepatutnya juga terpelihara kerapian dan keasriannya agar warga pun nyaman.
Atau, yang paling ideal adalah Pusdik TNI bekerjasama dengan warga dan otoritas sipil Menteng guna secara konsisten menjaga dan merawat lingkungan sekitar. Bolehlah kolaborasi semacam ‘ABRI Masuk Desa’ diaktifkan kembali.
(YEV/r)