jurnalbogor.com – Belajar Fiqih Media Baru sebagai dasar dan landasan untuk menghadapi new media (media baru) bersama Dr. Indra Martin Pramana Ph.D, dosen pengampu mata kuliah Fiqih Media Baru, sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Moderen IT Multimedia Al Fatih.
Banyak sekali perbedaan antara media lama dan media baru yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang – orang zaman sekarang dan zaman dulu.
Media baru yang saat ini banyak di gunakan oleh manusia memiliki terpaan yang dapat mengubah kehidupan seseorang manusia menjadi lebih baik atau menjadi buruk.
Terpaan new media itu sendiri adalah kondisi audience yang diterpa informasi melalui media baru yang disebut komunikasi masa karna secara potensial menjangkau khalayak global melalui koneksi internet. Hal ini menyebabkan manusia mendengar, membaca, atau melihat berbagai informasi positif dan negatif secara mudah. Sehingga menyebabkan perubahan pola pikir, gaya hidup, aktivitas, kebiasaan bahkan memberi efek pada perubahan sosial, budaya dan politik.
“Orang yang negatif bisa lebih negatif dengan adanya media, orang yang positif bisa lebih positif dengan adanya media, ya karna akses kemudahan tadi,” ujar Dr. Indra Martin Pramana Ph.D, Senin (4/3/2024).
Dengan adanya media baru manusia harus bisa memahami tentang banyaknya maanfaat yang bisa manusia lakukan dengan media baru ini, bukan malah melakukan hal – hal yang tak sewajarnya.
“Kalo saya lihat di antara semua media termasuk internet, saya lihat dan menganalisa 70% itu kebaikan 30% keburukan. Cuma mental masyarakat indonesia itu masih mencari yang 30% dibandingkan yang 70% gitu, jadi sifatnya kalo media itu sebenernya netral, alat medium, dia tidak membawa kebaikan, tidak membawa keburukan, yang membawa keburukannya itu kan usernya (penggunanya), dan dilihat dari perubahannya 70% itu membawa kebaikan 30%-nya membawa keburukan,” kata dia.
(FAL/mg)