jurnalbogor.com – Bupati Bogor, Rudy Susmanto, optimis perekonomian Desa Malasari, terus tumbuh dan berkembang menjadi destinasi wisata kelas dunia. Hal tersebut disampaikannya pada kegiatan Bupati Bogor Cup Tour Malasari Halimun Salak 2025 yang digelar di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Citalahab, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Sabtu (23/8).
Rudy menegaskan, Desa Malasari bukan hanya menyimpan potensi wisata alam yang indah, tetapi juga memiliki nilai historis penting sebagai lokasi pengibaran Bendera Merah Putih pertama di Kabupaten Bogor.
“Ini kedua kalinya kami hadir di sini, Desa Malasari betul-betul menjadi penyemangat bagi kami. Inilah momentum kebangkitan bersama membangun bangsa dari Kabupaten Bogor,” ungkapnya.
Sejak enam bulan menjabat, Bupati Rudy bersama jajaran Pemkab Bogor langsung merealisasikan pembangunan jalan yang selama Indonesia merdeka belum pernah terbangun. Pembangunan jalan sekitar 18 kilometer itu merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam menjawab kebutuhan masyarakat di daerah terpencil, dan menjadi kunci bagi kemajuan Desa Malasari dan sekitarnya.
“Alhamdulillah, proses pembangunan jalan sudah berjalan. Kini anak-anak bisa berangkat sekolah dengan sepeda. Ke depan, percepatan pembangunan infrastruktur, baik jalan, pendidikan, maupun kesehatan, akan terus kita lakukan,” kata Rudy.
Rudy Susmanto juga menyoroti persoalan akses pendidikan bagi anak-anak di Malasari. Ia menceritakan pengalaman salah seorang warga yang setiap hari harus menempuh perjalanan jauh untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah. Sebagai solusi, Pemkab Bogor berkomitmen menyiapkan bus khusus jemputan sekolah mulai bulan depan.
“Kami ingin memastikan anak-anak Desa Malasari bisa melanjutkan sekolah dengan baik,” tegasnya.
Selain pembangunan infrastruktur, Rudy menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam Malasari. Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak menurutnya bukan hanya aset Kabupaten Bogor, tetapi juga aset dunia.
“Keindahan Malasari harus kita jaga bersama. Siapapun yang datang ke sini wajib ikut melestarikan lingkungan,” ucapnya.
Rudy menerangkan, Pemkab Bogor juga tengah menjalin komunikasi dengan pihak swasta untuk menata kawasan perkebunan teh peninggalan kolonial agar lebih tertata dan bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan. Rudy membandingkannya dengan kawasan Puncak di era 1960-an yang kini menjadi salah satu ikon wisata Jawa Barat.
“Jika ditata sejak awal dengan baik, Malasari bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia yang tak kalah dengan daerah lain di Indonesia,” terangnya.
Rudy menjelaskan, ada dua agenda besar yang sudah masuk kalender event kejuaraan nasional di Kabupaten Bogor. Yang pertama adalah Tour de Malasari dan yang kedua adalah Bogor Run, keduanya sudah juga masuk dalam kalender event kejuaraan nasional yang akan kita selenggarakan rutin di Kabupaten Bogor. Event ini bisa menjadi ajang promosi wisata Kabupaten Bogor, salah satunya Desa Malasari.
“Dengan semangat Kuta Udaya Wangsa, Pusat Kebangkitan Bangsa, kita ingin membangun Kabupaten Bogor untuk bangsa Indonesia. Dari Malasari untuk Kabupaten Bogor, dan dari Kabupaten Bogor untuk Indonesia,” pungkas Rudy.
Upaya Bupati Bogor, Rudy Susmanto ini pun disambut bahagia oleh masyarakat desa Malasari yang menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Bupati Bogor, Rudy Susmanto, bersama Wakil Bupati, Ade Ruhandi, yang dinilai konsisten menepati janji pembangunan, khususnya di wilayah perbatasan. Perbaikan jalan yang selama ini dinantikan warga mulai terwujud, sehingga aksesibilitas semakin terbuka.
“Sekarang mobilitas warga jauh lebih lancar. Jalan penghubung dari Desa Malasari menuju Kabupaten Sukabumi yang dulu sulit dilalui, kini mulai terbuka,” ungkap Abah Burhan.
Burhan menambahkan, kehadiran pimpinan daerah di pelosok desa dinilai membawa energi baru bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat “Bogor Istimewa Menuju Gemilang” yang bukan sekadar slogan.
“tetapi telah diwujudkan melalui program nyata, baik di bidang infrastruktur, pendidikan, maupun pelayanan masyarakat,” ujar Burhan. (Aga*)