jurnalbogor.com – RSUD Raden Mohamad Noh Nur Leuwiliang terus menunjukkan komitmennya dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas dan menyeluruh.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mengoptimalkan layanan Klinik Spesialis Penyakit Dalam, dengan penataan jadwal praktik dokter yang lebih sistematis dan aksesibel bagi masyarakat.
Layanan Klinik Penyakit Dalam menangani berbagai kasus penyakit akut maupun kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, gangguan ginjal, infeksi saluran pernapasan, dan gangguan pencernaan. Penanganan dilakukan oleh para dokter spesialis berpengalaman dengan jadwal praktik sebagai berikut:
• dr. Miko Galastri, Sp.D – Selasa & Kamis pukul 09.30–15.00 WIB
• dr. Dadang Herdiana, Sp.PD – Senin, Rabu & Jumat pukul 08.00–13.00 WIB
• dr. Pipik Ripai, M.Sc., Sp.PD – Senin–Jumat pukul 07.00–12.00 WIB, Sabtu pukul 07.00–14.00 WIB (khusus pasien Hemodialisis)
• dr. Alvy Syukrie, Sp.PD – Rabu–Sabtu pukul 08.00–14.00 WIB
Kehadiran jadwal yang teratur ini diharapkan mampu memberikan kemudahan akses bagi pasien dalam menentukan waktu pemeriksaan maupun kontrol lanjutan. Klinik ini juga didukung oleh fasilitas diagnostik modern yang menunjang keakuratan diagnosis dan pengobatan.
“Penataan layanan Klinik Penyakit Dalam ini adalah bagian dari upaya kami untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan berkualitas. Dengan jadwal yang jelas dan sistem yang tertata, pasien akan merasa lebih nyaman dan terlayani secara optimal,” ujar dr. Vitrie Winastri, S.H., MARS, Direktur RSUD Raden Mohamad Noh Nur Leuwiliang.
Ia menambahkan bahwa rumah sakit akan terus meningkatkan kualitas layanan seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat, terutama pada penyakit kronis yang membutuhkan penanganan rutin dan komprehensif. “Kami hadir sebagai mitra sehat masyarakat, bukan hanya dalam pengobatan, tetapi juga dalam edukasi dan pencegahan.”
Untuk informasi lebih lanjut mengenai jadwal dokter dan pendaftaran layanan, masyarakat dapat menghubungi loket informasi atau mengakses kanal resmi RSUD Raden Mohamad Noh Nur Leuwiliang.
(yev/rls)
