Pengrajin Layangan Tradisional Bertahan di Tengah Gempuran Teknologi

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan permainan digital, para pengrajin layangan tradisional di Kota Bogor tetap bertahan dengan kreativitas dan inovasi mereka.

Salah satu pengrajin, R. Abdullah Mubasir (38), yang beralamat di Jl. Pangeran Shogiri Rt 03 Rw 04 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Dia telah menggeluti usaha pembuatan layangan selama lebih dari 5 tahun.

Menurut Bacink, nama panggilan akrabnya, meskipun minat masyarakat terhadap layangan sempat menurun, saat ini permintaan kembali meningkat, terutama saat musim kemarau dan menjelang perlombaan layang-layang.

“Banyak anak-anak dan orang dewasa mulai tertarik lagi karena melihat keunikan layangan tradisional. Apalagi sekarang ada banyak festival yang digelar,” ujarnya.

Proses pembuatan layangan memerlukan ketelitian dan keterampilan. Para pengrajin biasanya menggunakan bambu untuk rangka dan kertas minyak (kertas litho) atau plastik sebagai badan layangan.

Desainnya pun semakin beragam jenisnya, mulai dari layangan jabrug, seot setelan, seot super, munaroh hingga layangan sukhoi yang populer.

Tidak hanya menjual layangan ditokonya, RNB, Bacink juga menjual berbagai jenis gelasan berbagai merk, kenur pengulur dan bladu/golongan kenur sampai kertas layangan.

“Alhamdulillah bermula dari hobi dan berjualan eceran, kini RNB (nama toko) bisa menjual grosiran, bahkan stok layangan bisa mencapai 50 ribu layangan,” tambahnya

Meski menghadapi tantangan dari permainan modern, para pengrajin terus beradaptasi dengan menjual layangan secara online dan menerima pesanan khusus. Dengan upaya ini, mereka berharap warisan budaya layangan tetap lestari di tengah arus zaman.

(anwar)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *