jurnalbogor.com – Program pembangunan irigasi tersier Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) di lingkup Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor disinyalir menjadi ajang kongkalikong.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, modus utama program pembangunan saluran irigasi itu demi meningkatkan kesejahteraan para petani. Namun dalam pelaksanaannya disebut-sebut hanya cari untung semata.
Pembangunan irigasi P3A tersier dari Kementerian PUPR melalui Balai Besar Kali Ciliwung Cisadane dari 195 juta di masing para kelompok tani dialokasikan sekitar Rp100 jutaan.
“Sekitar 100 jutaan yang dibangunan untuk saluran irigasi itu,” kata sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya kepada Jurnal Bogor, Senin (11/8/2025).
Dari 11 desa di Kecamatan Nanggung tahun ini hanya Desa Pangkaljaya tidak mendapatkan bangunan P3A tersebut.
Terus bergulirnya anggaran bangunan irigasi, bahkan 2025 ini telah bermunculan kepengurusan baru P3A di empat desa, yakni Desa Batutulis, Kalongliud, Bantarkaret serta Desa Hambaro. Mereka telah melakukan kontrak, dan waktu dekat ini akan melangsungkan pembangunan irigasi tersebut.
P3A di empat desa yang disebut-sebut dibawah koordinator mantan Karang Taruna Kecamatan Nanggung itu satu kelompok P3A Kali Cikaniki Muara Warga di Desa Kalongliud yang berlatarbelakang pengurus PKH berikut keluarganya ikut andil mengurusi yang seharusnya bukan menjadi bidangnya.
“Ada apa, sampai ketua PKH ikut-ikutan merangkap mengurusi soal pertanian segala. Emang dibolehkan?” tanya dia. “Mending kalau kalau paham,” ucapnya.
“Parahnya, sejak dibentuknya kelompok tani mulai dari ketua, bendara hingga sekretaris itu keluarganya semua.”
Sementara Suheri, Koodinator P3A di empat desa saat dikonfirmasi perihal pembangunan P3A tersebut, tak merespons.
Salah satu Ketua P3A Batu Tapak di Desa Batutulis Asep Ahda membenarkan setelah melakukan kontrak dengan Balai Besar Kali Ciliwung Cisadane tak lama lagi akan dilaksanakannya pengerjaan irigasi.
“Bangunan saluran irigasi yang dilangsungkan di Kampung Babakan. Berangkat awal dibentuknya P3A di Batutulis, mulai dari perlengkapan administrasi harus begini begitu kami diarahkan pak Heri,” kata dia.
Ketika ditanya soal adanya uang koordinasi, diakuinya tidak masalah. “Meski harus mengeluarkan uang 60 juta, secara pribadi tak masalah,” tukasnya.
(Arip Ekon)