jurnalbogor.com – Mendengar Bocimi akan teringat akronim Bogor Cianjur Sukabumi, namun untuk Baso Aci Bocimie diambil dari nama sang pemilik Mama Anny (47) plus kombinasi penamaan baso aci dan mie yang membuka usahanya di Jalan Ledeng Gunung Batu, Bogor Barat, Kota Bogor.
Mama Anny menceritakan, awalnya dia sangat menyukai jajanan pedas, berkuah dan segar untuk dikonsumsi sendiri, ia mencoba menjualnya ternyata laku dan banyak yang suka.
“Saya tidak percaya ini bisa digemari, soalnya coba-coba buat untuk konsumsi sendiri tapi pas iseng posting kok banyak yang suka. Akhirnya saya memberanikan untuk menjual ternyata banyak yang tertarik sampai sekarang,” ujarnya kepada Jurnal Bogor, Kamis (4/6/2024).
Mama Anny menjelaskan, Baso Aci Bocimie kini banyak digemari remaja dan ibu-ibu. Perihal penamaan, ia mengambil pengalaman pribadi yang suka makan pedas saat merasa galau (pikiran tidak karuan) lalu makan Baso Aci karena nama saya jadilah Baso Aci Mama Niee.
“Penamaan unik ini dari masyarakat, terutama remaja dan ibu -ibu sebagai pasar kami jadi penasaran ditambah dapat memilih level pedas sesuai keinginan,” ucapnya.
Lebih lanjut walaupun ada kenaikan beberapa bahan pokok belakangan ini, dirinya tetap menjual dengan harga yang sama dan porsi tetap sama seperti pertama kali. Hal itu sebagai salah satu layanan untuk pelanggan.
Salsabilla (22 ) salah satu penikmat Bocimie mengaku sangat menyukai jajanan berkuah pedas ini. Sebab rasa yang disajikan tetap sama seperti pertama kali dijual Rp10 ribu seporsi makan di tempat dan Rp12 ribu dibawa pulang harga sama sampai saat sekarang dengan tingkat kepedasan yang dapat dipilih sesuai selera ada 2 varian, baso aci isi ayam dan isi jando.
“Mantaplah Bocimie ini, apalagi kalau makan di kala hujan turun, kita bisa memberikan toping cabai kering sesuka hati jadi level kepedasan tidak dibatasi. Harga juga tidak terlalu mahal pas dikantong,” katanya.
(WH)
