jurnalbogor.com – Tak bisa dipungkiri bahwa Kota Bogor merupakan salah satu destinasi wisata yang populer di Jawa Barat. Selain karena letaknya yang dekat dengan Jakarta, aksesibilitas ke Bogor juga sangat mudah baik melalui kereta api, bus, maupun mobil dan motor pribadi.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika setiap akhir pekan, Bogor selalu ramai oleh wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, yang ingin menikmati udara segar di kawasan Puncak, menikmati kuliner khas Bogor, menjelajahi bangunan-bangunan bersejarah, serta menikmati berbagai tempat rekreasi lainnya.
Salah satu tempat wisata edukasi yang patut dikunjungi adalah Museum Tanah dan Pertanian (MUSTANI). Lokasinya sangat strategis, terletak di pusat Kota Bogor, Jl. Ir. H. Juanda No. 98, tepat di depan pintu masuk Kebun Raya Bogor dan di samping Gerbang Suryakencana.
Dilansir dari website museum.pertanian.go.id pada Selasa (12/03/2024), awalnya, museum ini disebut dengan Laboratoria voor Inlandschen Landbouw en voor Bodemonderzoekingen (Laboratorium untuk Pertanian Rakyat Pribumi dan Penyelidikan Tanah) pada tahun 1905 yang dimiliki oleh pemerintah Belanda.
Saat ini Museum Tanah dan Pertanian, keduanya merupakan aset Barang Milik Negara (BMN) yang dikelola oleh satuan kerja (Satker) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), yang merupakan Satker di wilayah kerja Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bogor, dilansir dari laman resmi DJKN Kementerian Keuangan RI, Selasa (12/03/2024).
Dalam MUSTANI ini, terdapat tiga gedung yang dapat dikunjungi oleh pengunjung. Yang pertama di bagian depan adalah Gedung A Museum Tanah yang menampilkan Galeri Tanah, Iklim, dan Lingkungan. Dan di bagian belakang MUSTANI terdapat Gedung C Galeri Pertanian, serta Gedung D Galeri Peternakan.
Di Gedung A (Galeri Tanah, Iklim, dan Lingkungan) adalah tempat yang menyimpan berbagai jenis batu dan tanah yang ditemukan di seluruh Indonesia. Saat memasuki museum, pengunjung akan melihat kayu yang telah menjadi fosil dan batu-batuan yang dipajang.
Di sampingnya, terdapat berbagai jenis tanah dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Sulawesi, dan Jawa Barat, lengkap dengan informasi detail seperti nama, lokasi, waktu pembentukan, dan klasifikasi. Batu-batu dan tanah tersebut disusun dengan rapi, dan di sampingnya terdapat juga berbagai jenis biota tanah yang telah diawetkan, seperti kumbang, kupu-kupu, dan capung.
Di sebelah kanan ruang museum, terdapat peta Indonesia yang besar, menunjukkan jenis-jenis tanah yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Terdapat juga diagram dan tabel yang menjelaskan proses pembentukan tanah. Seluruh informasi tersebut hasil dari penelitian, dokumentasi, dan pengembangan mengenai tanah di Indonesia yang telah disumbangkan ke Museum Tanah. Semua ini bisa menjadi sumber belajar yang berharga bagi para pengunjung.
Di Gedung C, Museum Pertanian menampilkan tiga galeri utama yang mengajak pengunjung untuk menjelajahi sejarah pertanian Indonesia sejak zaman kuno hingga masa depan. Di lantai pertama, Galeri Pangan dan Peradaban Pertanian menampilkan diorama yang menarik, menggambarkan sejarah komoditas pangan dan peradaban yang terkait.
Di lantai kedua, Galeri Kebijakan dan Komoditas menyajikan perkembangan pertanian Indonesia dari era kolonial hingga masa kini, dilengkapi dengan zona foto dan coffee corner untuk mencicipi produk lokal.
Sementara itu, di lantai ketiga menawarkan Galeri Pertanian Masa Depan dan Lumbung Pangan Dunia 2045, yang memperlihatkan teknologi pertanian modern seperti drone dan automonus tractor (traktor tanpa awak).
Selain itu, setelah dari lantai 3 Gedung C, pengunjung juga bisa langsung terhubung ke rooftop Gedung D yang memperlihatkan pemandangan gunung salak dari lantai 3 Gedung D. Terdapat juga tempat duduk yang nyaman dan sejuk untuk menikmati pemandangan yang indah di lantai tersebut.
Di Gedung D merupakan Galeri Peternakan, yang menampilkan kemajuan teknologi dalam peternakan melalui video singkat, diorama, poster, serta artefak. Galeri-galeri ini tidak hanya informatif, tetapi juga menghibur dan memanjakan pengunjung dengan pengalaman yang interaktif dan menarik.
Untuk masuk ke MUSTANI, pengunjung cukup mengisi formulir pendaftaran di meja registrasi. Setelah itu, pengunjung akan diminta untuk menyimpan tas atau barang bawaan mereka di loker.
Khusus kunjungan rombongan, perlu reservasi melalui admin MUSTANI (08118739898) paling lambat 3 hari sebelum berkunjung. Untuk reservasi, diperlukan dengan mencantumkan surat permohonan kunjungan yang dikirim melalui WhatsApp admin MUSTANI.
MUSTANI dibuka mulai dari hari Selasa-Sabtu pukul 09.00 hingga 15.00 WIB. Namun, untuk di hari Sabtu, MUSTANI hanya dibuka hingga pukul 12.00 WIB. Sedangkan di hari Senin, Minggu, dan Libur Nasional tutup.
(LP/mg)