jurnalbogor.com – Mahasiswa dari Kelompok 28 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor melaksanakan kegiatan mengajar untuk anak-anak penyandang disabilitas. Kegiatan ini berlangsung di Balai Kesejahteraan Sosial (BKS) Tegar Beriman RT 01 RW 04 Kelurahan Puspanegara, Citeureup, Kabupaten Bogor, Selasa (23/7/2024).
Sebanyak 40 anak penyandang disabilitas (Anak Berkebutuhan Khusus/ABK) terlibat dalam kegiatan dengan para mahasiswa yang memberikan dukungan edukatif. Kelompok KKN 28 melihat adanya kebutuhan mendesak untuk mendukung pendidikan anak-anak penyandang disabilitas yang sering kali mengalami keterbatasan akses terhadap pendidikan berkualitas. Keterbatasan ini mencakup fasilitas, materi ajar, serta pendekatan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) berperan sebagai wadah yang membantu anak-anak ABK untuk bisa membaca, menulis, mengaji, dan hidup normal serta mandiri seperti anak-anak sebayanya yang sehat.
Melalui program KKN ini, mahasiswa UIKA berinisiatif mengadakan kegiatan mengajar yang fokus pada anak-anak penyandang disabilitas. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengalaman belajar yang inklusif dan menyenangkan, serta mengembangkan potensi anak-anak sesuai dengan kemampuan dan bakat mereka.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan inklusif. Diharapkan, melalui interaksi langsung dengan anak-anak penyandang disabilitas, mahasiswa dapat mengembangkan empati, keterampilan mengajar yang adaptif, serta memperkuat komitmen mereka dalam mendukung pendidikan yang merata dan adil bagi semua anak.
Kegiatan kontribusi ini juga merupakan implementasi dari salah satu program KKN UIKA yang berkaitan dengan program kerja “Pusat Kesejahteraan Sosial”.
Ketua KKN Kelompok 28, Satria Munggaran menjelaskan, “Kegiatan ini bukan hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang belajar. Kami belajar memahami kebutuhan khusus anak-anak penyandang disabilitas, dan mereka mengajarkan kami arti dari semangat, ketekunan, dan keceriaan dalam menghadapi tantangan. Melalui program ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan merata bagi semua anak. Kami yakin bahwa setiap anak, tanpa memandang kemampuan fisik atau mental, berhak mendapatkan pendidikan yang terbaik.”
Edi Supardi, Pembina KKN Kelompok 28 UIKA, menambahkan, “Para mahasiswa KKN ini harus belajar pengabdian tanpa pamrih dengan menjadi relawan yang mengajar anak-anak disabilitas, tentunya bersama para relawan-relawan di sana. Ini adalah bukti nyata dari kebaikan dan ketulusan hati manusia. Mereka memberikan waktu, tenaga, dan pengetahuan tanpa mengharapkan imbalan materi, namun dampak positif yang mereka ciptakan tidak ternilai harganya.”
“Melalui usaha mereka, anak-anak disabilitas mendapatkan kesempatan untuk belajar, berkembang, dan meraih impian mereka. Para relawan ini adalah pahlawan sejati yang layak mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi dan kasih sayang yang mereka tunjukkan setiap hari. Semoga semangat dan niat tulus mereka tertularkan kepada para mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN ini.”
Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendukung pendidikan inklusif di Indonesia, serta menginspirasi masyarakat dan generasi muda untuk lebih peduli terhadap pendidikan anak-anak penyandang disabilitas.
(OL/uik)