jurnalbogor.com – Di wilayah Ciapus, Kabupaten Bogor yang berdekatan dengan Gunung Salak terdapat potensi madu liar. Hal ini karena wilayah tersebut sebagian masih hutan dengan kontur yang berbukit-bukit yang sebagian besar sulit dijelajahi.
Potensi tersebut dimanfaatkan oleh Kang Ajad, warga kampung Buniaga, Desa Ciapus, Tamansari yang sehari-hari berprofesi sebagai pemetik madu alam.
Memburu atau mencari madu liar di hutan menjadi kegiatan sampingan yang tidak dilakukan setiap hari. Hal ini karena Kang Ajad juga seorang pecinta alam, pemerhati lingkungan, pelestari lebah hutan, juga pelestari lingkungan.
“Ketersediaan madu liar di hutan tentu saja sangat terbatas. Bila dieksploitasi terlalu banyak akan mengganggu keseimbangan hayati,” kata Kang Ajad kepada Jurnal Bogor.
Oleh karena itu, Kang Ajad melakukan penjelajahan secara berkala. Setiap tempat dijelajahi ulang setelah tiga atau empat bulan sekali. Bila ditemui sarang lebah yang cukup banyak kandungan madunya, maka akan dipanen.
Sebaliknya, bila sarang lebah diperkirakan hanya ada sedikit madu, tidak akan disentuh olehnya. Pada saat pengambilan madu pun, tidak semuanya diambil namun disisakan secukupnya agar koloni lebah tetap hidup dan berkembang biak memproduksi madu.
Karena medan yang berat, pengambilan madu yang sulit dan berbahaya, citarasanya yang khas alami, serta memerlukan keterampilan dan pengetahuan khusus, madu liar atau madu hutan biasanya dijual dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan madu dari lebah yang diternakkan.
Ada beberapa jenis madu liar yang bisa didapatkan madu manis dan pahit . Masing-masing dikemas dengan botol pet sekali pakai ukuran 350 ml dengan keterangan jenis madunya dan diberi label di botol kemasan madu produksi Kang Ajad. Harga madu dalam botol besar Rp250.000 dan botol kecil Rp 100.000. Bila minat silakan menghubungi Kang Ajad di nomor WhatsApp 0857 1962 2869.
Seperti diketahui, konon madu merupakan salah satu jenis kuliner tertua di dunia. Sebuah temuan yang dipublikasikan dalam Iranian Journal of Basic Medical Sciences (2013) mengungkapkan, madu telah digunakan oleh manusia sejak 8.000 tahun silam.
Selain dikenal sebagai pemanis alami, madu juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Mulai dari menjaga daya tahan tubuh, mengobati batuk, mempercepat penyembuhan luka, hingga sangat baik untuk mengatasi masalah pencernaan.
Di Indonesia ada berbagai macam jenis madu yang sangat populer. Bahkan setiap daerah memiliki ciri khas madu yang berbeda-beda. Sebab bentuk dan warna madu sangat dipengaruhi oleh sumber “makanan” si lebah. Baik itu dari bunga-bunga maupun pohon buah-buahan.
Menariknya, eksistensi madu khas Indonesia juga akan menarik perhatian dunia. Terlebih, hampir di setiap pulau di Indonesia memiliki madu khas yang kaya khasiat yang baik dikonsumsi setiap hari.
Sementara madu liar adalah madu yang diproduksi oleh lebah yang mengumpulkan nektar dari bunga-bunga liar di alam bebas, bukan dari lebah yang dipelihara dalam sarang lebah yang dikendalikan oleh manusia. Madu liar umumnya dihasilkan oleh spesies lebah yang hidup di alam liar dan membuat sarang di tempat-tempat yang sulit dijangkau atau tersembunyi seperti di celah batu, di dalam lubang pohon atau bahkan di dalam tanah.
Madu liar memiliki karakteristik yang berbeda dengan madu yang diproduksi secara massal, karena berasal dari sumber bunga yang beragam dan tidak dikendalikan oleh manusia. Madu liar umumnya dianggap memiliki rasa dan aroma yang lebih khas dan alami daripada madu yang diproduksi secara massal.
Namun, karena produksinya yang terbatas dan sulit didapatkan, madu liar biasanya memiliki harga yang lebih mahal daripada madu yang diproduksi secara massal atau hasil budidaya.
Penulis: Wawan Hermawanto