jurnalbogor.com – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bogor pada 27 November 2024 mendatang. Konstelasi politik di Kota Bogor terus memanas, seiring dideklarasikannya Koalisi Bogor Maju (KBM) oleh empat partai politik (parpol) di Hotel Onih, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Rabu (26/6/2024).
Keempat parpol tersebut adalah Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dengan demikian, jumlah kursi yang terkumpul dalam koalisi itu berjumlah 16 kursi di legislatif.
Dengan rincian Partai Golkar tujuh kursi, Partai Demokrat tiga kursi, PSI satu kursi, dan PAN lima kursi. Jumlah tersebut sudah cukup memenuhi persyaratan untuk mendaftarkan pasangan calon kepala daerah (cakada).
Meski sudah memenuhi syarat untuk mengusung pasangan cakada. Namun, KBM sangat menginginkan agar Partai Gerindra bergabung dalam koalisi tersebut.
“Koalisi ini akan membuka diri dan akan melakukan pendekatan intensif kepada Partai Gerindra yang merupakan concern kami,” ujar Ketua PSI Kota Bogor, Sugeng Teguh Santoso.
Menurut Sugeng, KBM bakal terus melakukan komunikasi dengan Gerindra agar dapat bergabung berjuang bersama demi Kota Bogor.
“Kami akan menunggu mereka (Gerindra), dan pada waktunya pasti akan datang. Kita juga akan ajak partai non parlemen,” ucap Sugeng.
Ia menjelaskan bahwa KBM merupakan instrumen kerja untuk mengusung pasangan cakada. Namun, hingga kini masih belum ditentukan siapa yang akan diusung sebagai pasangan cakada.
“Masih dinamis masing-masing partai belum memberikan rekomendasi. Masih sebatas surat tugas,” ucap Sugeng.
Kata dia, dalam KBM ada beberapa sosok yang mendapat surat tugas sebagai calon wali kota. Yakni, Dedie A Rachim dan Rusli Prihatevy.
“Perlu digarisbawahi itu baru surat tugas. Belum ditetapkan. Merekanyang diberi surat tugas punya kewajiban menaikan popularitas, elektabilitas, serta menggalang koalisi. Jadi ini belum final,” ungkap dia.
Saat disinggung apakah komposisi KBM akan berubah apabila pasangan cakada yang diusung tak sesuai keinginan salah satu parpol. Sugeng menegaskan, kendati dinamika politik sangat tinggi, namun parpol yang tergabung dalam KBM akan mengedepankan musyawarah.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Kota Bogor, Rusli Prihatevy menegaskan bahwa pihaknya akan mengajak Gerindra untuk bergabung dalam koalisi.
“Kalau soal siapa yang akan diusung nantinya. Di Golkar ada mekanisme, di antaranya survei dan popularitas harus tinggi itu yang jadi pijakan kami. Dan di kami harus menempuh tiga kali survei. Namun sampai hari ini surat penugasan tetap atas nama saya,” katanya.
Menurutnya, masih ada jangka waktu hingga dua bulan kedepan untuk mengajak partai lain bergabung dalam koalisi.
Ia juga meminta agar sosok yang di beri surat tugas dapat bekerja semaksimal mungkin, sebelum ditetapkan siapa yang akan diusung untuk memimpin Kota Bogor.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPD PAN Kota Bogor, Bedjo Santoso menjelaskan bahwa KBM adalah bentuk kesepakatan partai untuk membentuk koalisi, dan belum merujuk kepada pasangan cakada.
“Calon ditetapkan DPP bukan daerah. Kami ini hanya membangun koalisi, kami masih terbuka dalam perjalanan menuju pendaftaran,” tandasnya.
Diketahui, deklarasi tersebut dihadiri oleh seluruh ketua partai, perwakilan masing-masing pengurus partai tingkat Jawa Barat (Jabar) dan DPP, serta bakal calon wali kota yang digadang-gadang bakal diusung KBM, yakni Dedie A Rachim.
(FDY)