jurnalbogor.com – Pernikahan bukan hanya tentang cinta, ada banyak bekal lain yang perlu dipersiapkan untuk membangun mahligai rumah tangga yang kokoh. Berangkat dari pemahaman tersebut, Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) berkolaborasi dengan Forum Komunikasi OSIS Kecamatan Pamijahan (FKOKP) mengadakan workshop pranikah bertema “Cinta Saja Tak Cukup, Bekal Ilmu Sebelum Akad” di Balai Desa Gunung Sari, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Rabu (13/8/2025).
Acara ini merupakan salah satu program utama KKM IUQI dalam rangka pencegahan stunting dan pengentasan kemiskinan.
“Pencegahan stunting bukan dimulai ketika anak lahir, tetapi sejak calon orang tua memiliki kesiapan fisik dan mental dalam menjalani bahtera rumah tangga,” ujar Abror, ketua pelaksana kegiatan.
Para mahasiswa percaya bahwa edukasi pranikah adalah langkah awal yang krusial. Dalam workshop ini, pemateri menyampaikan beberapa point tentang persiapan mental dan finansial. Pemateri juga menyampaikan cara membangun komunikasi yang efektif dengan pasangan, hingga strategi menyelesaikan konflik yang ada dalam rumah tangga secara bijak.
Kegiatan yang berkolaborasi dengan Forum Komunikasi OSIS Kecamatan Pamijahan (FKOKP), yang terdiri dari anggota OSIS di berbagai SMA (Sekolah Menengah Atas) se- Kecamatan Pamijahan. Mereka tampak antusias dan terlibat aktif dalam diskusi, menjawab pertanyaan, hingga menyampaikan pandangan mereka tentang makna pernikahan dan tanggung jawab di baliknya.
Melalui workshop ini, panitia berharap peserta tidak hanya memahami konsep pernikahan secara islami dan realistis, tetapi juga memiliki bekal keterampilan untuk mengelola rumah tangga.
“Semoga kegiatan ini menjadi langkah kecil yang berdampak besar, bukan hanya bagi pasangan, tetapi juga generasi yang akan datang,” tutup Abror.
Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya. Narasumber tidak hanya memberikan materi secara teoritis, tetapi juga membagikan pengalaman nyata dalam membina rumah tangga yang sehat dan harmonis. Hal ini membuat suasana workshop menjadi lebih hidup dan relevan dengan kondisi remaja yang sedang mempersiapkan masa depan.
Selain penyampaian materi, workshop juga dilengkapi dengan sesi tanya jawab interaktif. Peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan seputar pernikahan, mulai dari perencanaan ekonomi keluarga, manajemen waktu, hingga peran suami dan istri dalam mendidik anak. Banyak dari pertanyaan tersebut mencerminkan rasa ingin tahu yang tinggi dari para remaja mengenai tantangan yang mungkin dihadapi setelah menikah.
Dengan berakhirnya acara, para peserta membawa pulang bukan hanya ilmu, tetapi juga motivasi dan kesadaran akan pentingnya kesiapan mental, fisik, dan finansial sebelum memasuki jenjang pernikahan.
Workshop ini menjadi bukti bahwa cinta memang penting, tetapi tidak cukup tanpa dibarengi pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Inspiratif ini diharapkan dapat menanamkan pondasi kuat bagi generasi muda untuk membangun rumah tangga yang sehat, harmonis, dan berkualitas.
(rls/kkm)