KKM IUQI Bergerak: Edukasi HIV & AIDS di Desa Gunung Sari untuk Generasi Sehat

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Pemerintah Desa Gunung Sari, Pamijahan, Kabupaten Bogor mengadakan penyuluhan HIV & AIDS di Aula Desa Gunung Sari, Kamis (21/08/2025).

Acara yang didukung oleh mahasiswa KKM IUQI sebagai panitia ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan menghilangkan stigma negatif terhadap penderita penyakit tersebut.

Read More

Kepala Desa Gunung Sari, H. Hermansyah S.Ap, menegaskan komitmen pemerintah desa untuk terus mendukung program edukasi kesehatan.

“Penyuluhan seperti ini sangat penting untuk membuka wawasan warga. Kami di pemerintah desa akan terus memfasilitasi kegiatan edukasi, terutama terkait HIV & AIDS, agar masyarakat tidak hanya sadar, tetapi juga berperan aktif dalam pencegahan,” ujarnya.

Hermansyah menambahkan bahwa program penyuluhan ini akan diintegrasikan ke dalam agenda rutin posyandu dan pertemuan PKK agar dapat menjangkau lebih banyak kalangan. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.

“Pemerintah desa tidak bisa berjalan sendiri. Kita semua harus bahu-membahu menjaga generasi muda dan mendukung mereka yang terdampak,” tutupnya.

Bidan Desa Gunung Sari, Anis turut memberikan pesan penting agar tidak mengucilkan penderita HIV.

“Yang terjangkit penyakit tersebut tidak boleh kita asingkan, sebaliknya harus kita dukung dan bantu untuk penyembuhannya,” pesannya.

Sementara itu kader posyandu Juati, menekankan peran keluarga dalam pencegahan.

“Edukasi ini penting agar generasi muda memahami risikonya sehingga tidak mudah terjerumus pada pergaulan bebas. Keterbukaan komunikasi antara orang tua dan anak menjadi benteng awal dari perilaku berisiko,” ungkapnya.

Untuk meluruskan miskonsepsi, pemateri Dinas Kesehatan Kabupaten, Bidan Siti, menjelaskan secara rinci cara penularan HIV. “Virus HIV tidak menular melalui sentuhan, pelukan, atau penggunaan alat makan bersama. Penularan hanya bisa terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, penggunaan jarum suntik bergantian, transfusi darah yang terkontaminasi, serta dari ibu ke bayi selama kehamilan atau menyusui,” jelasnya.

Kegiatan penyuluhan ini mendapat respons positif dari masyarakat, melalui kolaborasi berbagai pihak. Mulai dari mahasiswa, pemerintah desa, tenaga kesehatan, hingga kader posyandu diharapkan stigma terhadap penderita HIV & AIDS bisa berkurang dan tercipta lingkungan sosial yang penuh kepedulian.

Komitmen bersama ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi kesehatan bisa berjalan efektif apabila seluruh elemen masyarakat saling bekerja sama. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, oleh karena itu pengetahuan ini harus terus diwariskan dari generasi ke generasi.

(Fadlan Maulidi, Susilawati, Ramdhani/rls)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *