jurnalbogor.com – Rest Area Gunung Mas Cisarua masih sepi pengunjung. Pasalnya puluhan pedagang yang sempat mengisi kios, sebagian besar kembali berjualan di jalur Puncak.
Wacana penertiban dan relokasi ulang yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Bogor pun mendapat penolakan keras dari para pedagang.
Ketua Himpunan Pedagang Puncak (HPP) Cisarua, Mumuh mengatakan, alasan utama pedagang enggan berjualan di Rest Area Gunung Mas yakni tidak ada pendapatan.
“Pedagang tidak dapat omzet di rest area, perbandingannya kalau di pinggir jalan bisa Rp 100 – 200 ribu tiap hari, kalau di rest area kadang sama sekali gak ada,” ungkapnya, Selasa (30/4).
Menurutnya, kondisi itu tidak hanya berlaku di hari biasa, namun juga terjadi ketika di akhir pekan.
Sempat banyak pengunjung datang ke Rest Area Gunung Mas yang masuk melalui pintu belakang dari arah Agrowisata Gunung Mas. Namun setelah pintu belakang ditutup, pengunjung kembali sepi.
“Kami minta agar pintu belakang kembali dibuka, tapi sampai sekarang gak ada tanggapan dari pihak pengelola dan pemda,” ucapnya.
“Sampai sekarang pun sebetulnya ada pengunjung, tapi cuman lewat aja. Apalagi pedagang yang mengisi kios di belakang dan tengah, udah gak ada pengunjung sama sekali,” jelasnya.
Pedagang menilai, tidak adanya daya tarik dari Rest Area Gunung Mas yang membuat pengunjung enggan datang. Untuk itu, mereka berharap pihak pengelola dalam hal ini PT Sayaga Wisata dapat membuat suatu gebrakan agar banyak pengunjung yang datang ke Rest Area Gunung Mas.
“Seperti misalnya dibuat wahana permainan anak-anak, jadi tempat wisata, jadi bukan sekedar merelokasi pedagang ke tempat sepi,” pungkasnya.
(YUD)