Jurnalbogor.com – Janji akan melakukan aksi turun ke jalan yang dilontarkan oleh Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS) dan segenap karyawan pariwisata melalui perwakilannya, dibuktikannya usai sholat Jumat (22/8/2025).
Mereka melakukan demonstrasi di Simpang Gadog yang diikuti sedikitnya 500 orang.
Tuntutan mereka yakni ditujukan kepada Menteri Lingkungan Hidup, yang selama ini dinilai telah melakukan tindakan bar bar terhadap tempat-tempat pariwisata yang bisa mengancam PHK massal.
Aksi protes dengan menggunakan kendaraan sebagai panggung tempat orasi, menjadi perhatian dari para pengendara asal Jakarta yang menuju ke Puncak. Secara bergantian para orator yang terdiri dari Sekjen AMBS, Azet Basuni, Ketua AMBS, Mukain, Ketua PHRI, H. Juju Junaedi dan pentolan-pentolan pengurus hotel ikut naik ke panggung orasi.
Tuntutan mereka meminta, supaya segel-segel yang sudah dipasang oleh KLH segera dicabut. Bahkan setiap yang melakukan orasi, mereka meminta kepada P
residen Prabowo Subianto untuk melengserkan menteri KLH, Hanif Faisol.
“Menteri KLH Hanif Faisol telah melukai hati masyarakat Puncak, khususnya mereka yang bekerja di tempat pariwisata yang kini dalam kondisi gamang. Kami selalu masyarakat Bogor Selatan meminta supaya segel-segel itu dicabut.
“Dan kepada Presiden Bapak Prabowo Subianto supaya memecat Hanif Faisol sebagai Menteri LH. Karena kami selalu masyarakat Bogor Selatan sudah dijadikan kelinci percobaan oleh tangan kekuasaan menteri tersebut,” ujar Azet Basuni dalam orasinya.
Sementara itu ditegaskan Ketua AMBS, Muksin, jika KLH menutup dan menyegel temat pariwisata karena dianggap merusak lingkungan, maka KLH pun harus bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan oleh kebijakan kehutanan sosial.
“Tuntutan kita, lakukan evaluasi ulang kebijakan pencabutan izin sepihak tersebut. Dan kami meminta buka ruang untuk dialog dengan masyarakat terdampak. Bentuk tim independen untuk menyelidiki dampak program kegiatan sosial secara transparan, ” tegas Muksin.
Pantauan di lapangan, aksi demo yang berlangsung damai itu mendapat pengawalan ketat dari aparat keamanan TNI dan Polri. Aksi berlangsung sekitar 1 jam Lebih. Tepat azan Ashar mereka membubarkan diri dengan melakukan konvoi dari Gadog hingga Cisarua, hal ini menyebabkan kemacetan di jalur Puncak tidak bisa dihindarkan.
(Dadang Supriatna)