jurnalbogor.com – Dua raksasa perusahaan teknologi, Grab Holdings Ltd. and GoTo Group dikabarkan dengan sedang menjajaki pembicaraan penggabungan usaha alias merger. Merger ini dilakukan untuk mengentikan kerugian bertahun-tahun dan persaingan ketat kedua perusahaan di layanan transportasi daring alias ride hailing.
Perusahaan-perusahaan ini, yang juga pemimpin pengiriman makanan di wilayah dengan lebih dari 650 juta penduduk, sedang dalam pembicaraan awal tentang berbagai skenario,” seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (12/2/2024).
Salah satu opsi potensial adalah bagi Grab yang berbasis di Singapura untuk mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, maupun kombinasi keduanya. Jika kesepakatan merger ini terwujud, valuasi kedua perusahaan ini ditaksir akan mencapai US$ 20 miliar, atau setara Rp 312 triliun dengan mengacu rata-rata kurs Rp 15.630 per dolar AS.
Menurut sumber tersebut, peluang kesepakatan ini makin terbuka setelah Patrick Walujo mengambil alih sebagai pucuk pimpinan Gojek Tokopedia tahun lalu.
FINANSIAL Makro Keuangan Bursa Korporasi Finansial Korporasi Grab Dikabarkan Mau Merger dengan GOTO, Valuasi Tembus Rp 312 Triliun Oleh Syahrizal Sidik 9 Februari 2024, 18:20 KATADATA Ilustrasi GoTo. Grab dan GoTo Group dikabarkan dalam pembicaraan penggabungan usaha atau merger. Melalui merger, nantinya perusahaan akan membagi pasar mereka, Grab akan fokus pada pasar di Singapura dan beberapa pasar lainnya.
Sedangkan, GoTo tetap mempertahankan pasarnya di Tanah Air. Belum disepakati seperti apa skema merger ini nantinya. Sebab, dalam memperhitungkan valuasi, ada beberapa faktor yang akan dipertimbangkan, seperti misalnya penurunan saham GOTO yang mencapai 30% dalam setahun terakhir. Akan tetapi, para pemegang saham telah mendukung dan mendorong kesepakatan mengenai aksi korporasi ini.
Berhembusnya kabar merger dengan Grab ini makin membuka peluang bagi GOTO untuk memperluas basis penggunanya. Pada Rabu (31/1) lalu, perusahaan juga telah menyepakati tuntasnya akuisisi 75% saham Tokopedia oleh TikTok. Nilai transaksi secara keseluruhan mencapai US$ 2,18 miliar, atau sekitar Rp 34 triliun.
Akuisisi itu menyebabkan TikTok menjadi menjadi pemegang saham pengendali Tokopedia. Rinciannya, transaksi itu terbagi atas tiga skema. Pertama, Tokopedia membeli aset TikTok Shop yang beroperasi di Indonesia senilai US$ 340 juta atau setara Rp 5,3 triliun.
Kedua, Tiktok melalui TikTok Nusantara (SG) Pte. Ltd mengambilbagian 75,01% saham baru yang diterbitkan Tokopedia senilai US$ 840 juta atau setara Rp 13,2 triliun. Ketiga, Tokopedia akan memperoleh Promissory Notes dari TikTok senilai US$ 1 miliar atau setara Rp 15,7 triliun yang nantinya akan dijadikan sebagai modal kerja. (Sumber katadata).
(DR)