jurnalbogor.com – Mendukung Program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dan dapur MBG yang tersebar di sejumlah titik, Camat Tajur Halang, Ivan Pramudia, mendorong optimalisasi lahan tidak produktif di wilayahnya melalui kegiatan penanaman benih yang digelar bersama PMI tingkat kecamatan.
Ivan mengatakan bahwa langkah ini merupakan upaya memanfaatkan lahan tidur agar memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
“Daripada lahannya tidak digarap, maka dari itu kita manfaatkan. Ini kegiatan PMI tingkat kecamatan, makanya kita lakukan penanaman benih,” katanya kepada wartawan, Rabu (3/12).
Saat ditanya mengenai hasil panen, Ivan menyampaikan bahwa pendistribusian nantinya akan mengikuti mekanisme PMI selaku penggagas kegiatan.
“Hasilnya PMI semua? Karena programnya dari PMI, ya mungkin nanti dibagi,” jelasnya.
Ivan juga menegaskan bahwa pemanfaatan lahan akan dilakukan selama area tersebut tidak digunakan untuk kepentingan lain. “Selama tidak dipakai, ya kita manfaatkan,” tegasnya.
Ia berharap produksi dari lahan tersebut dapat mendukung dua sasaran utama, yaitu Program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) serta suplai sayur dan jagung untuk dapur MBG.
“Kalau lebih luas, ada suplai buat sayur dan jagung untuk MBG. Dapur MBG saja kan ada 11 dapur,” ungkapnya.
Menurutnya, hasil koordinasi dengan pengelola dapur menunjukkan bahwa salah satu persoalan utama adalah kurangnya pasokan bahan pangan.
Terkait kebutuhan dapur MBG, Ivan menyebut bahwa komoditas yang paling mendesak adalah telur dan ayam. Meski demikian, beberapa dapur di wilayah Tajur Halang saat ini masih belum dapat terpenuhi sepenuhnya karena produksi yang ada diarahkan untuk mendukung program Gerakan Pasar Murah (GPM).
“Di Tajurhalang ada empat dapur yang sudah berjalan, diantaranya. Kalisuren, Sasak Panjang, Citayam, dan Sukmajaya. Tapi produksinya masih saya gunakan untuk memenuhi GPM, karena untuk dapur sendiri masih belum bisa terpenuhi,” tuturnya.
Ia berharap ke depan jumlah pasokan dapat terus meningkat agar kebutuhan dapur masyarakat dapat tercukupi.
Saat ditanya mengenai kemungkinan kebutuhan investor, Ivan menegaskan bahwa penguatan pasokan tidak harus melalui investasi skala besar.
“Tidak harus investor. Peternakan kecil pun bisa. Sekarang sudah hampir tiga ribu ayam itu dari dana desa ketahanan pangan. Kalau bergulirnya benar, pasti ada profit,” tegasnya.
Upaya ini diharapkan dapat menjadi model kolaborasi antara pemerintah desa, kecamatan, dan masyarakat dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal. (Aga*)






