jurnalbogor.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan publik. Puluhan siswa dari SDN 2 Batutulis, SDN 3 Batutulis, SD Lawanggintung, serta sekolah PUI Kota Bogor dikabarkan mengalami gejala keracunan usai menyantap menu MBG, Jumat (14/11/2025).
Insiden terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, ketika para siswa tiba-tiba merasakan mual, pusing, hingga muntah tak lama setelah mengonsumsi makanan yang diproduksi oleh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) La Isola Batutulis.
Temuan awal menunjukkan bahwa dapur SPPG tersebut belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dari Dinas Kesehatan. Fakta ini menjadi perhatian serius, mengingat SLHS merupakan persyaratan wajib bagi seluruh penyelenggara layanan makanan, terutama yang menyasar anak-anak sekolah.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian ini. Ia menegaskan bahwa seluruh SPPG seharusnya beroperasi hanya setelah memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan.
“Saya sangat prihatin, mudah-mudahan kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Semua SPPG wajib mengantongi SLHS dari Dinas Kesehatan. Kebetulan SPPG yang hari ini menjadi sumber insiden adalah SPPG baru dan memang belum memiliki SLHS,” tegas Dedie.
Kata dia, seharusnya SPPG tersebut baru akan menjalani pelatihan pada esok hari. Namun operasional yang dilakukan lebih awal tanpa kelengkapan izin dan standar higienis justru memicu insiden yang membahayakan siswa.
“Harus ada kehati-hatian. Jangan mengabaikan urusan kesehatan anak-anak kita. Jangan sampai hanya karena kecerobohan, anak-anak menjadi korban,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Kota Bogor telah menangani seluruh siswa yang terdampak. Hingga laporan terakhir, tercatat hingga saat ini ada 36 siswa mengalami gejala dan semuanya telah mendapatkan penanganan medis.
Peristiwa ini kembali menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap pelaksanaan Program MBG, terutama memastikan bahwa seluruh dapur produksi tidak beroperasi sebelum memenuhi standar higienitas dan keamanan pangan, demi mencegah kejadian serupa terulang di kemudian hari.
(FDY)






