Cempedak Jadi Andalan: Mahasiswa Kimia Ormawa 2025 Hadirkan Tiga Produk Unggulan di Desa Sipak

  • Whatsapp


jurnalbogor.com – Desa Sipak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor memiliki potensi besar dalam pemanfaatan hasil perkebunan lokal, salah satunya buah cempedak. Melihat potensi tersebut, Mahasiswa Kimia Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMASKA) melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) 2025, melakukan inovasi pengolahan cempedak menjadi tiga produk unggulan: keripik kulit cempedak, tepung biji cempedak, dan selai buah cempedak.

Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat pada Kamis, 31 Agustus 2025 yang bertujuan mengenalkan potensi nilai tambah dari olahan cempedak. Sosialisasi dilaksanakan secara interaktif dengan penjelasan manfaat, peluang pasar, teknik pengolahan yang higienis dan bernilai jual tinggi, serta pembelajaran strategi pemasaran sederhana agar produk dapat dipasarkan secara efektif di lingkungan sekitar maupun melalui media sosial.

Read More

“Kami ingin potensi buah cempedak di Desa Sipak ini tidak hanya dinikmati secara segar, tetapi juga diolah menjadi produk bernilai tambah yang bisa meningkatkan pendapatan warga,” ujar Nabilla Amelia, Ketua Program SI CEMPEDAK.

Sebagai tindak lanjut, tim mahasiswa mengadakan demonstrasi pembuatan produk bersama kelompok masyarakat yang berjumlah 13 orang pada lokasi yang telah disepakati, yakni rumah Ibu Pupu, Ketua RT 03 Desa Sipak. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok kerja untuk mempraktikkan proses pembuatan keripik kulit cempedak yang renyah, pengolahan biji cempedak menjadi tepung sebagai bahan baku alternatif, serta pembuatan selai cempedak dengan cita rasa khas.

Antusiasme warga terlihat jelas sepanjang kegiatan. “Kami senang sekali dengan adanya kegiatan ini. Warga jadi tahu kalau kulit, biji, dan daging cempedak bisa diolah menjadi makanan yang enak dan laku dijual,” ungkap Ibu Pupu, Ketua RT 03 Desa Sipak yang sekaligus menjadi tuan rumah kegiatan.

Salah satu peserta pelatihan juga memberikan tanggapannya. “Awalnya saya tidak tahu kalau biji cempedak bisa dijadikan tepung. Setelah ikut praktik, ternyata cara membuatnya cukup mudah dan hasilnya bisa untuk berbagai kue,” kata Ibu Heny selaku anggota kelompok masyarakat.

Kegiatan ini turut didukung oleh pihak akademisi. “Program ini sejalan dengan semangat pengabdian perguruan tinggi untuk memberdayakan masyarakat melalui ilmu pengetahuan yang aplikatif,” jelas Ibu Ade Heri Mulyati selaku dosen pendamping kegiatan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Sipak tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Kolaborasi antara mahasiswa, tokoh masyarakat, dan kelompok warga menjadi langkah nyata dalam mewujudkan kemandirian desa berbasis potensi lokal.

(rls/ekn)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *