jurnalbogor.com – Hujan es tiba-tiba turun setelah suara gemuruh seiring awan gelap menyelimuti langit wilayah Babakan Madang, Kabupaten Bogor dan sekitarnya pada Kamis (26/9), pukul 15.30 WIB, dimana terdengar dari atap rumah warga seperti suara batu kerikil yang berjatuhan. Disusul langit berwarna orange saat hujan reda sekitar pukul 17.30 WIB.
Fenomena alam itu menurut Manajer WALHI Nasional Feri Widodo dikategorikan dalam cuaca ekstrem. Secara umum akibat dari perubahan iklim dampak dari meningkatnya suhu Bumi.
“Tapi kalau hujan es biasanya tanda terjadinya transisi musim,” kata dia, Kamis (26/9/2024).
Butiran es yang berjatuhan tersebut pun membuat warga terkejut. “Pas lagi ngerumpi tiba-tiba suara berisik dari genteng rumah. Kirain ada yang iseng melepar batu kerikil tapi ternyata hujan es sebesar kuku kelingking,” ungkap Pipin diamini Iroh, emak-emak Kampung Gelewer RW 04 Desa Karang Tengah, Babakan Madang.
Peristiwa serupa terjadi pula di Kampung Ligong, Karang Tengah, Komar warga setempat mengatakan hujan es terjadi sore bersamaan awan hitam dengan suara gemuruh dilangit. “Iya hujan es, orang-orang disini dibuat kaget tapi anak-anak malah senang mengumpulkan butiran es yang berjatuhan,” ujar Komar, melalui chat WhatsApp.
Abah Jumhana pensiunan pegawai negeri sipil Kecamatan Klapanunggal juga membenarkan fenomena yang sama. “Hujan es sebesar kuku kelingking saya kira-kira satu menit lamanya, lalu turun hujan intensitas sedang,” ucapnya yang berdomisili tak jauh dari Kantor Kecamatan Klapanunggal.
Dilansir dari akun resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa fenomena hujan es ini lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim. Baik dari musim kemarau ke musim hujan ataupun sebaliknya, dari musim hujan ke musim kemarau. Fenomena hujan es adalah salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan. Hujan es dapat terjadi dalam periode beberapa menit.
Fenomena tersebut adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan. Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb). Pada umumnya, awan jenis Cumulonimbus memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut. Sehingga hal ini dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar.
(yev/*)