jurnalbogor.com – Dengan niat yang tulus dan main dengan hati, Halimah Munawir, Harry Toledo dan Jajang Bojay berhasil mengkolaborasikan musik jazz dengan musik Etnik Pasundan.
Para penonton, baik warga Jakarta maupun Puncak, Bogor sangat menikmati pagelaran musik yang bertempat di Rumah Budaya HMA di Desa Kuta, Megamendung, Kabupaten Bogor.
Harry Toledo dan Band The Turbulence of Soul, berhasil menghibur dengan lagu bergenre jazznya yang diiringi grup musik etnik Sajiwa yang digawangi oleh Jajang Bojay.
Uniknya, mereka baru bertemu pada Sabtu malam kemarin, dan tanpa latihan, langsung ‘tune in’ dengan membawakan lagu Brian Bromberg dengan judul the magic of moonlight, Chrisye dengan judul cintaku, Harvey Malaiholo dengan judul dia, Mud Mujiono dengan judul arti kehidupan, Kin dengan judul saat – saat bersamamu dan lagu lainnya.
“Mengkolaborasikan dua genre musik apapun itu sulit, tapi kunci keberhasilan kolaborasi musik jazz dan etnik Pasundan ini adalah main dengan niat dan hati yang tulus,” kata Harry Toledo kepada wartawan, Sabtu, 16 November 2024.
Harry Toledo yang juga Presiden Indonesia Bass Family (IBF) menjelaskan bahwa dua genre tersebut sebenarnya sulit disatukan, tetapi tidak sulit jika dimainkan secara beriringan.
Bahkan dengan mengkolaborasikan musik jazz dan lagu tradisional, ia dan band The Turbulence of Soul mendapatkan apresiasi luar biasa saat tampil di Negara Jepang.
“Kita boleh mendengarkan genre musik apa saja, tetapi jangan lupa dengan budaya Indonesia, seperti musik etnik Pasundan. Kemarin lalu, saat saya tampil di Jepang, saya membawakan lagu bubui bulan dengan genre jazz dan penonton disana sangat mengapresiasi,” jelasnya.
Jajang Bojay menambahkan ‘bermain’ musik terutama etnik Pasundan itu jujur, kalau bisa main dan kalaupun tidak bisa, maka kita mainkan.
“Malam ini dan sebelumnya, Grup Sajiwa Insya Allah selalu jujur dalam memainkan musik. Silahkan penonton menikmati pertunjukan malam ini yang ‘dikomandoi’ Harry Toledo,” tambah Jajang Bojay.
Halimah Munawir menuturkan kolaborasi musik jazz dan etnik Pasundan pada Sabtu malam kemarin berhasil sukses menghibur penontonnya. Ia pun berjanji akan mempertunjukkan kolaborasi musik serupa di masa yang akan datang.
Pemilik Rumah Budaya HMA ini pun menyampaikan cita – citanya mengkolaborasikan musik jazz dengan musik Etnik Pasundan, yaitu agar musik Etnik Pasundan akan mendapatkan tempat di hati penggemar musik.
“Semoga penggemar musik, terutama jazz jadi mengetahui dan menggemari musik etnik Pasundan. Lalu, mereka otomatis akan ikut melestarikan kesenian dan kebudayaan Sunda maupun Indonesia. Semoga, ajang yang serupa dan lebih besar, yaitu Rumah Budaya Jazz Festival akan digelar Pada Tahun 2025 mendatang,” tutur Halimah Munawir. (Aga)