jurnalbogor.com – Sebagian besar masyarakat tentunya belum mengetahui peran penting Pemeriksaan Patologi Anatomik, atau yang sering di singkat Lab PA, dalam suatu layanan kesehatan di rumah sakit.
Ya, basis dari pelayanan ini terutama berada di rumah sakit sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna termasuk penegakan diagnosis/ penentuan jenis penyakit.
Hal ini penting dimana setiap langkah terapi/ tindakan dokter harus berdasarkan diagnosis yang diperiksa dari tanda dan gejala yang dialami pasien serta pemeriksaan penunjang lainnya seperti Pemeriksaan Patologi Anatomik sendiri.
Secara harfiah, patologi berasal dari bahasa Yunani yaitu pathos = penyakit & logos = ilmu, yang artinya ilmu tentang penyakit. Patologi Anatomik adalah ilmu tentang penyakit dengan cara mengevaluasi perubahan yang terjadi pada sel dan/ atau jaringan yang diambil dari tindakan operasi/ non operasi.
Pelayanan Patologi Anatomik merupakan pelayanan diagnostik dan laboratorium terhadap jaringan dan/ atau cairan tubuh pasien yang berperan dalam mendeteksi kelainan jaringan tubuh (penegakan diagnosis), melakukan penapisan (screening) suatu penyakit, penentuan pilihan terapi, serta prediksi dan prognosis suatu penyakit yang sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Sebagai contoh apabila pasien mengalami pembengkakan/ benjolan di area tubuh tertentu maka dokter akan melakukan tindakan berupa pengambilan benjolan tersebut. Jaringan yang telah diambil akan diperiksakan ke Laboratorium Patologi Anatomik (Lab PA) untuk penentuan diagnosis berdasarkan perubahan makroskopik dan mikroskopik yang terjadi pada jaringan tersebut, apakah perubahan tersebut karena infeksi/ inflamasi atau memang pertumbuhan jaringan yang tidak terkendali seperti neoplasma/ tumor baik jinak ataupun ganas. Tentunya hal ini akan mempengaruhi penentuan terapi selanjutnya dari pasien tersebut.
Apabila suatu rumah sakit melakukan pelayanan berupa tindakan operatif yaitu memisahkan jaringan penyakit dari tubuh pasien maka semua jaringan dan/atau cairan yang diambil dari tubuh manusia harus diperiksa patologi anatomik dengan beberapa pengecualian. Hal ini dikarenakan semua diagnosis penyakit yang pemeriksaannya berasal dari jaringan dan/ atau cairan tubuh manusia harus berdasarkan diagnosis Patologi Anatomik sebagaimana tercantum dalam Permenkes 755/Menkes/PerIV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik. Sehingga dokter dapat memberikan pengelolaan pasien secara optimal.
Besar harapan saya bila seluruh masyarakat mengetahui pentingnya pemeriksaan ini untuk pasien itu sendiri dan untuk keberhasilan terapi. Karena bagaimana pun seluruh rangkaian pengobatan dari suatu penyakit adalah berkat kerjasama antara pasien, dokter dan paramedis, serta manajemen rumah sakit yang sejatinya merupakan mitra untuk terciptanya kesehatan yang bermutu.
Kesadaran masyarakat tentang betapa pentingnya kesehatan dan menjalani pola hidup sehat juga perlu ditingkatkan mengingat setiap individu memiliki peran penting di dalam keluarga, masyarakat, dan negara. Masyarakat harus sadar (aware) akan perubahan/ gejala yang dialami pada tubuhnya sendiri dan mau memeriksakan nya ke fasilitas pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun pihak terkait. Sehingga kesehatan yang paripurna dapat tercipta dan keadaan yang sehat memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Penulis: dr.Tutik Nur ‘Ayni, Sp.P.A
(Dokter Spesialis Patologi Anatomik RSUD Leuwiliang)