Waspada, Penyakit Kudis Cepat Menular di Musim Kemarau

  • Whatsapp
Scabies menyerang anak-anak dan dewasa

jurnalbogor.com – Buang sampah dan limbah sembarangan, serta lingkungan hidup tercemar dan permukiman tidak bersih, memicu munculnya Scabies atau juga disebut kudis yang disebabkan oleh tungau kecil (kutu) di dalam kulit hingga mengancam kesehatan, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Tidak sedikit Anak-anak dan dewasa di Kabupaten Bogor, seperti di wilayah Kecamatan Babakan Madang, Citeureup, Sukaraja, Sukamakmur, Jonggol dan sekitarnya, terserang jenis kutu ini. Pada umumnya, penyakit ini sangat cepat menyebar dan menular pada musim kemarau atau pergantian musim.

Read More

Lingkungan permukiman yang tidak sehat adalah salah satu penyebabnya. Sumber air yang tercemar sampah, lindi maupun limbah pun menjadi pemicu cepatnya kutu berkembang biak. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan lingkungan permukiman yang bersih merupakan cara ampuh mencegah penularan penyakit Scabies.

Kepala Seksi Pendidikan dan Kesehatan pada Pemerintah Kecamatan Babakan Madang, Iding Syahrudin, mengingatkan bahwa kondisi manusia yang terjangkit atau tertular merasakan sangat gatal dan terasa panas pada bagian tubuh yang terdapat kutu-kutu yang dengan cepat bertelur tersebut.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk mengutamakan PHBS, karena Scabies itu menular dan cepat menyebar melalui kontak fisik dekat dalam keluarga, sekolah, atau panti jompo maupun asrama.

“Itu penyakit kutu air scabies merupakan penyakit menular disebabkan ada kontak penderita melalui air, peralatan, pakaian dan lainnya. Cara mencegah dengan biasakan kebersihan lingkungan dan kebersihan diri pribadi. PHBS mempengaruhi terjangkitnya penyakit Scabies. Sebab, pengobatan untuk penyakit ini harus tuntas, apabila satu keluarga ada yang terjangkit maka harus semua anggota keluarga di obati supaya tidak  ada resiko penularannya,” imbau Iding akhir pekan kemarin.

Dirinya juga tak henti-hentinya mengajak segenap masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan sumber air, sungai, Setu, sumur dan lainnya, serta mengosumsi makanan bergizi, olahraga.

“Ingat, penyakit ini tidak bisa disembuhkan kecuali cegah dengan PHBS, karena obat-obatan yang ada pun hanya memperlambat berkembang biak telur-telur kutu pada kulit. Apabila terjangkit penyakit ini jangan tunda lagi untuk segera berobat ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Hal senada juga disampaikan Agus, Pegawai Puskesmas Desa Sukadamai, Kecamatan Sukamakmur, melalui pesan singkat menyampaikan bahwa penderita sebagian besar anak-anak meski dewasa juga tidak sedikit yang terjangkit penyakit gatal-gatal Scabies yang datang berobat ke Puskesmas.

Sementara, H.Suhandi, keluarga pengelola Pemandian Air Panas di kawasan Wangun Gunung Pancar menyarankan, selain rutin berobat ke dokter juga bisa berendam air panas dengan kandungan belerang yang dialirkan langsung dari Kawah Merah Gunung Pancar, Kabupate Bogor.

“Kalau penyakit gatal, harus berobat ke dokter dan rutin berendam air panas yang mengandung belerang untuk terapi kesehatannya,” sarannya.

Sebelumnya, Ny.Asih warga Kadumanggu mengaku anaknya yang masih duduk di bangku PAUD terjangkit penyakit kutu air.

“Ini anak saya tertular temannya mugkin saat bermain. Sudah diobati di Puskesmas tapi kambuh lagi ditangannya,” ungkapnya usai mengurus identitas keluarga di Kantor Kecamatan Babakan Madang.

Sedangkan, Erlan yang masih duduk di bangku Kelas 9 SMP swasta di Desa Karang Tengah mengaku pada sekitar dua bulan yang lalu seusai mandi di Sungai Ciherang (Kali Gede) Babakan, dirinya mulai merasakan gatal-gatal pada kulitnya, namun tidak segera berobat. Bahkan, sejumlah anggota keluarganya pun ikut tertular penyakit ini.

Menurut pengakuannya, jika gatal digaruk akan muncul goresan pada kulit seperti bubuk putih dan rasa gatal cukup nyeri dirasakannya. Namun, ia tidak segera berobat sehingga penyakit kulit gatal-gatal dengan cepat menjalar hingga ke bagian kaki telapak tangan dan hampir sekujur tubuh. Setelah berobat ke klinik terdekat sempat sembuh namun kambuh kembali. **

(yev/r)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *