jurnalbogor.com – Wilayah Puncak Bogor dikenal karena suasana alamnya yang asri, dengan pemandangan pegunungan yang memanjakan mata.
Tak heran jika banyak orang memilihnya sebagai tempat bersantai, menikmati udara segar, sekaligus mencicipi berbagai kuliner khas di Puncak yang menawarkan pengalaman kuliner dengan suasana alam yang menenangkan.
Tempat makan Indomie atau akrab disebu Warmindo juga ada di Puncak menjadi salah satu destinasi favorite muda-mudi saat berkunjung ke kawasan ini. Suhu dingin di Puncak membuat hidangan hangat seperti mie instan terasa semakin nikmat.
Nah, ada Warkop Agam Bogor di Puncak yang menyajikan berbagai menu Indomie dengan cita rasa khas, salah satunya adalah Indomie Bangladesh yang memiliki sentuhan bumbu Aceh autentik.
Hidangan ini tersedia dalam dua ukuran, yakni kecil seharga Rp15.000 dan jumbo seharga Rp23.000. Selain itu, menu Indomie goreng dan kuah dengan rasa original juga bisa dinikmati di sini.
Hidangan ini memiliki rasa gurih yang kaya akan rempah, dan semakin istimewa saat disajikan dengan puding telur ayam kampung setengah matang.
Kombinasi ini tidak hanya memberikan cita rasa yang unik, tetapi juga menjadikan pengalaman makan Anda semakin memuaskan. Bagi Anda yang menyukai hidangan ‘medok’ dengan sedikit tendangan pedas, Mie Bangladesh ini adalah pilihan yang sempurna.
Selain Mie Bangladesh, Warkop Agam Bogor juga menawarkan menu menarik lainnya, seperti Mie Bangladesh level super pedas bagi yang berani mencoba rasa pedas maksimal.
Untuk pencinta nasi, terdapat juga Nasi Goreng Rempah Aceh yang menghadirkan aroma rempah Nusantara yang menggoda. Setiap hidangan di warkop ini dibuat dengan bahan berkualitas dan penuh cinta, menjadikan setiap suapan penuh kenikmatan.
Tidak hanya mie dan nasi goreng, tempat ini juga menawarkan beragam minuman seperti kopi, teh, dan jus segar. Dengan suasana nyaman, area parkir yang luas, serta tempat duduk yang cukup untuk banyak pengunjung, serta didukung oleh BUMDesa Megamendung Jaya dengan kolaborasi Beans Kopi Megamendung dan juga ke depan akan menyiapkan oleh oleh uaitu Kopi Megamendung Bogor.
“Walaupun otentik kami adalah Mie Bangladesh, tapi kami ingin mendukung produk lokal salah satunya yaitu Kopi Megamendung,” kata owner Warkop Agam Bogor, Zulfikar.
Direktur BUMDESA Megamendung Jaya, Yusuf merespons positif kehadiran Warkop Agam ini. Menurutnya, tempat ini sangat menarik karena menawarkan harga murah meriah terhadap seluruh wisatawan ataupun warga lokal sudah bisa menikmati menu yang ada di Warkop Agam Bogor.
Apalagi ditambah dengan kolaborasi sajian Kopi Megamendung ini bisa memperkenalkan Kopi Megamendung khususnya ke jaringan Warkop Agam yang sudah berskala nasional karena ada di beberapa kota besar seperti Medan, Makassar, dan Jogjakarta.
“Kalau di Bogor sudah ada 3 cabang. Warkop Agam telah menjadi pilihan populer di kalangan anak muda,” jelasnya.
Warkop Agam sendiri buka 24 jam diJalan Raya Puncak – Gadog No.303, Cipayung Girang, Megamendung, Kabupaten Bogor.
Warkop ini telah menjadi salah satu tujuan favorit bagi para pecinta kuliner yang ingin menikmati hidangan lezat di tengah malam.
Tempatnya yang luas dan nyaman sangat cocok untuk nongkrong bersama teman atau keluarga. Anda bisa menikmati hidangan dengan suasana yang santai dan hangat.
Selain menu utama, jangan lewatkan untuk mencicipi Roti Bakar Coklat Susu Keju, Roti Cane atau Teh Tarik Agam yang sudah menjadi favorit banyak pengunjung. Kedua menu ini semakin menambah keragaman pilihan bagi Anda yang ingin mencicipi sesuatu yang manis.
Dengan jam buka yang 24 jam, Warkop Agam Bogor siap melayani Anda kapan saja, baik itu untuk sarapan pagi, makan siang, atau sekadar ngemil larut malam, dengan harga menu yang ditawarkan:
Menu Pilihan:
- Mie Agam Bangladesh Biasa: Rp15.000
- Mie Agam Bangladesh Jumbo: Rp18.000
- Nasi Goreng Rempah Aceh: Rp22.000
- Roti Cane : Rp15.000
Dengan harga bersahabat ini, tidak heran jika Warkop Agam Bogor menjadi salah satu warkop paling ramai di jalur Puncak. Nah, ajak teman-teman Anda dan nikmati pengalaman kuliner yang tak terlupakan!.
(Wawan Hermawanto)
