Tingkatkan Partisipasi Pemilu, Mahasiswa SV IPB Gencar Edukasi Warga Tegallega

  • Whatsapp
Program Kampus Desa Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University

Oleh: Aqsha Naurah Assifah

jurnalbogor.com – Mahasiswa Program Studi Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University, mengadakan program Kampus Desa bertajuk “SEMILU” dengan tema “Suara Pemilih Pemula: Pilih atau Golput?”.

Read More

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan edukasi masyarakat terkait pentingnya partisipasi dalam pemilihan umum, khususnya menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024.

Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), angka partisipasi dalam beberapa pemilu terakhir masih belum optimal. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya suara individu dalam menentukan masa depan bangsa.

Oleh karena itu, program ini diharapkan dapat memberikan edukasi berkelanjutan dan dampak jangka panjang, khususnya bagi masyarakat Kelurahan Tegallega, Kota Bogor.
Rangkaian Acara Kampus Desa “SEMILU”.

Acara ini berlangsung di Kantor Kelurahan Tegallega, yang berlokasi di Jl. KPP Baranangsiang III No. 2, Bogor Tengah. Berbagai kegiatan menarik dihadirkan, dimulai dengan sambutan dari Ketua Pelaksana, Shafira Eka Putri, dan dilanjutkan dengan sambutan dari dosen pengampu mata kuliah:

  1. Dr. Ir. Amiruddin Saleh, M.S., Dosen Koordinator Mata Kuliah Diseminasi Informasi
  2. Dr. Ir. Johan David Wetik, M.M., Dosen Pengampu Mata Kuliah Diseminasi Informasi

    Program dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh dua narasumber berpengalaman:

1. Darma Djufri, M.I.Kom, Kepala Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat (Sosparmas) KPU Kota Bogor.
2. Umar Abdurrahman Raharja, S.IP, perwakilan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bogor.

Materi dan Edukasi bagi Pemilih Pemula

Penyampaian materi oleh Darma Djufri, M.I.Kom

Materi pertama disampaikan oleh Darma Djufri, M.I.Kom, yang membahas pentingnya partisipasi dan pendidikan pemilih. Ia menjelaskan berbagai persyaratan menjadi pemilih, di antaranya usia minimal 17 tahun, memiliki KTP elektronik atau surat keterangan dari

Disdukcapil, serta tidak tergabung dalam TNI atau Polri. Darma juga memberikan panduan teknis mencoblos di TPS, termasuk membawa undangan serta KTP saat hari pemilihan. “Untuk mengecek lokasi TPS, pemilih pemula dapat memanfaatkan website https://cekdptonline.kpu.go.id/ dengan memasukkan nama masing-masing. Pemilih tidak perlu bingung lagi,” ujar Darma Djufri, M.I.Kom.

Saat sesi tanya jawab, salah satu peserta menanyakan prosedur pemilihan bagi warga yang sakit atau memiliki kendala kesehatan. “Bagi yang tidak bisa keluar rumah karena sakit, jangan khawatir, petugas KPPS biasanya akan datang langsung ke rumah warga. Hak pilih tetap dapat disalurkan selama dilaporkan ke petugas KPPS setempat,” jawab Darma.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Umar Abdurrahman Raharja, S.IP, yang menekankan pentingnya kesadaran memilih dan partisipasi politik. “Partisipasi pemilu tahun 2024 di Kota Bogor relatif stabil dibandingkan kota-kota lain di Jawa Barat, namun partisipasi dalam Pilkada Kota Bogor masih tergolong rendah,” jelas Umar. Ia menekankan bahwa partisipasi masyarakat dalam Pilkada tidak hanya memperkuat legitimasi pemerintahan, tetapi juga menjadi langkah awal untuk menciptakan kebijakan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.

Menghadapi Tantangan Partisipasi Pemilih Muda

Penyampaian materi oleh Umar Abdurrahman Raharja, S.IP

Berdasarkan data terbaru, lebih dari 50% pemilih saat ini berasal dari kelompok Milenial dan Gen Z. Namun, banyak di antara mereka yang masih meragukan efektivitas sistem politik yang ada. Hal ini sering kali dipicu oleh kekecewaan terhadap janji-janji politik yang tidak terealisasi, sehingga mendorong sikap apatis.

“Ketika kepercayaan publik terkikis oleh kekecewaan, membangunnya kembali bukanlah hal yang mudah. Namun, ini adalah bagian dari proses pendewasaan sebagai warga negara,” ujar Umar. “Suara Anda sangat penting. Setiap individu harus menyadari bahwa partisipasi aktif dapat membawa perubahan nyata.”

Sikap pasif generasi muda menjadi tantangan besar, terutama karena masa depan bangsa berada di tangan mereka. “Banyak generasi Baby Boomer dan Gen X yang cenderung memilih stabilitas. Sementara itu, Milenial dan Gen Z yang hidup di era digital menginginkan calon yang mampu membuka akses untuk bersaing di tingkat internasional,” lanjut Umar.

Melalui program Kampus Desa ini, mahasiswa tidak hanya menjalankan perannya sebagai agen perubahan, tetapi juga memperkuat hubungan antara kampus dan masyarakat. Dengan edukasi yang diberikan, diharapkan warga lebih memahami peran penting suara mereka dalam menentukan masa depan, sehingga partisipasi dalam Pilkada 2024 dapat meningkat secara signifikan. Acara ini menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa IPB University dalam mendukung keberhasilan demokrasi di Indonesia.

(**)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *