Selamat Milad ke-34 ICMI Kita

  • Whatsapp
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad,M.Si

jurnalbogor.com – Bismillahir Rahmanir Rahiem. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan Seru Sekalian Alam, tepat hari Sabtu tgl 7 Desember 2024, beberapa tahun lalu ormas Islam, bernama Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, disingkat ICMI sudah memasuki usia (milad) ke-34 tahun.

ICMI lahir dan resmi terbentuk di kampus Universitas Brawijaya (UNBRA) Malang, yang dihadiri oleh lebih 400 orang dari seluruh Indonesia. Mereka yang hadir di acara simposium nasional dan Muktamar I thn 1990 itu, muslim (mukmin dan mukminat) yang sangat beragam, berasal dari berbagai latar belakang profesi dan jabatan, baik sipil maupun militer, baik ASN (birokrat) maupun swasta-non ASN spt saudagar/kaum pengusaha dan profesional lainnya, baik ulama maupun juga “ubaru”.

Read More

Istilah “ubaru” saya kutip dari ucapan “berseloroh” alm.bpk Prof.M Amin Aziz yang tengah memimpin sidang pleno pertama pada Muktamar pendirian ICMI ketika itu, kebetulan saya hadir dan ikut menyaksikan detik-detik kelahiran ICMI yang gemuruh/riuh-reda dengan pekikan Allahu Akbar pada malam itu di audotarium UNBRA, Malang Jawa Timur, disertai rasa syukur atas nikmat Allah SWT bahwa Cendekiawan muslim Indonesia, kaum terdidik dan terpelajar telah bersatu padu dalam wadah ormas ICMI.

Harap maklum situasi-kondisi proses kelahiran ICMI memunculkan sikap “pro-kontra”, ada ketegangan para elite politik, akibatnya perizinannya pun untuk penyelenggaraan Acara Simposium Nasional dan Pertemuan Cendekiawan “Menyongsong Abad XXI” hampir dihambat dan terhambat.

Subhanallah, dengan sikap ketegasan, keberanian dan keteguhan hati (istiqomah) bpk Prof BJ Habibie surat izin Simposium Nasional itu pun terbit/keluar di saat-saat akhir persiapan, alhamdulillah.

Sedikit narasi tentang apa yang dimaksud dengan “ubaru”, adalah kira-kira mereka-mereka yang hadir dalam Muktamar pertama yang tidak bergelar kiyai haji, prof, Doktor atau gelar kesarjanaan lainnya, akan tetapi mereka selaku individu memiliki kompetensi dengan belajar “autodikdak” dan selalu berpikir dan peduli terhadap perbaikan nasib dan kemajuan umat, masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia.

Dengan pernyataan “ubaru” untuk menepis dan menegaskan bahwa pengertian Cendekiawan Muslim Indonesia tersebut, tidak selalu mereka yang bergelar akademik, lulusan perguruan tinggi, dan ICMI sangat terbuka untuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang beragama Islam diluar jalur pendidikan non-akademik (nonsaintek).

Hal ini sering berulang-ulang dinyatakan dalam sambutan Ketua Umum MPP ICMI pertama (1990-1995) bpk Prof.BJ Habibie, dalam beberapa kesempatan acara resmi ICMI spt Silaknas, Rakornas, Muktamar dan Muzakarah lainnya.

Jadi hakekat kecendekiawan muslim itu sangat terkait dengan sikap dan pola berperilaku yang baik dan mulia (akhlaqul karimah), bukan gelar kesarjanaannya, dan boleh jadi mereka yang bertitel sarjana, bukan termasuk cendekiawan, jika dia kurang bahkan tidak punya kepedulian (apatis dan permisif) terhadap nasib ummat dan bangsa.

Mengapa identitas ICMI perlu ditegaskan, karena begitu banyak orang “gagal paham” tentang awal muncul, lahirnya dan keberadaan ICMI. Apalagi bagi mereka WNI yang masih alergi dan phobi terhadap kebangkitan ummat Islam, mereka “Islam phoby” sering mempelesetkan istilah ICMI dengan berbagai penyebutan kata kepanjangannya yang salah, antara lain ICMI adalah Ikatan Calon Menteri Indonesia, ICMI merupakan Ikatan Calon Muallaf Indonesia.

Bahkan ada diantara mereka WNI yang beropini, menyeleneh dan “ektrim” bahwa kepanjangan ICMI itu adalah Ikatan Calon “Munafiq” dan atau “Melawan” Indonesia, karena mereka belum mengenal dari dekat apa itu ICMI, bahwa ICMI tersebut berwatak 3 dimensi, yaitu Keislaman, Keindonesiaan dan Kecendekiawanan, setia kepada bangsa dan negara Indonesia.

Untuk jelasnya pengertian atau definisi umum Cendekiawan Muslim Indonesia telah disepakati dan ditetapkan dalam ART ICMI (pasal 1) adalah seorang atau sekelompok orang Islam yang peduli terhadap lingkungannya, terus-menerus meningkatkan kualitas iman dan taqwa , kemampuan berpikir, menggali, memahami dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kehidupan keagamaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan untuk diabdikan bagi kesejahteraan ummat manusia.

Sedangkan watak keorganisasian ICMI: Pertama, ICMI merupakan ormas bersifat keislaman yang diwujudkan dalam bentuk ukhuwah dan silaturrahmi dalam.membina dan mengembangkan ta’aruf (saling mengenal), ta’awun (saling menolong), tausyiat (saling berwasiat) dijalan kebenaran guna memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa serta mengangkat harkat dan martabat ummat manusia.

Kedua, ICMI bercirikan kecendekiawanan yang diwujudkan dalam kegiatan pembangunan ummat, masyarakat, bangsa dan negara khususnya dalam menjunjung tinggi harkat dan martabat rakyat kecil serta memperjuangkan kaum lemah.

Ketiga, ICMI bercirikan kebudayaan dan keilmuan, yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi, hukum, seni, sastra, tatanan kelembagaan dan manajemen/administrasi untuk.menghasilkan kajian inovasi, peragaan, sumbangan pemikiran dan karya-karya nyata lainnya.

Keempat, ICMI bercorak keterbukaan yang diselenggarakan dalam penerimaan anggota, menampung aspirasi, partisipasi, prakarsa dan dinamika anggota.

Kelima, ICMI bercorak kebebasan yang dimanipestasikan.dalam sikap independen berdiri sendiri, tidak menjadi bagian dari, atau bernaung dalam organisasi sosial-politik dan atau birokrasi pemerintahan.

Keenam, ICMI bercorak kemandirian yang dicerminkan dalam.sikap organisasi yang memiliki otonomi dalam pemikiran, pengambilan keputusan, penyelenggaraan kegiatan secara berswadaya, terutama bertumpu pada kemampuan pemikiran, upaya dan sumberdaya sendiri sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

Dan terakhir ketujuh, ICMI bercorak kekeluargaan yang diimplementasikan pada pengembangan wawasan kebangsaan untuk.menumbuhkan sikap kekeluargaan cendekiawan muslim serta berpartisipasi dalam pemersatu ummat, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan watak ICMI tersebut diatas, semakin paham bahwa berperan aktif dalam berbagai aktifitas konsepsi-pemikiran (reflektif) dalam gelaran kegiatan Muzakarah (seminar, simposium, workshop, focus group discussion) membahas tema/topik tertentu dalam berbagai aspek, bidang dan sektor pembangunan.

Disamping itu, ICMI juga bergerak dan berkarya nyata di masyarakat, dengan sejumlah program aksi (praksis) dalam bentuk proyek-proyek pemberdayaan masyarakat (social empowering), dalam hal ini cukup banyak yang sudah dihasilkan, antara lain di bidang keuangan/perbankan syariah, asuransi, pinbuk/ukm dan koperasi syariah, alisa khalijah/saudagar muslimah, pemberdayaan perempuan, dsb.

Jadi, ICMI tidak dikesankan hanya bekerja “mikir” saja, akan tetapi harus bebuat nyata (kongrit) yang memberikan solusi terhadap problem sosial dan mampu meningkatkan harkat dan martabat (dignity) ummat dan bangsa, terutama golongan fakir miskin dan musta’afin.

Menurut penilaian saya dan kita, Alhamdulillah 34 tahun perjalanan ICMI telah menunjukan eksistensinya dan kemanfaatannya di tengah-tengah ummat, masyarakat, bangsa dan negara/NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Jika ditinjau berdasarkan sejumlah indikator keberhasilannya, antara lain rasa persatuan-kesatuan (ukhuwah)Islamiyah semakin kokoh, harkat-martabat dan kepercayaan diri umat Islam Indonesia dalam perspektif keislaman dan keIndonesiaan, perbaikan sosial-ekonomi kaum dhuafah dalam pelayanan kebutuhan dasar spt pendidikan, kesehatan, perekonomian rakyat/ukmk, dan kesejahteraan sosial lainnya.

Pada hari Jumat sd Ahad, tgl 13-15 Desember 2024, bertempat di IPB International Convention Centre, IPB University, Baranang Siang Kota Bogor, akan diadakan kegiatan organisasi ICMI, berupa Silaturrahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI ke 34, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Ulang (Milad) berusia ke 34 tahun, yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden RI ke 8 bpk Jenderal (Purn) Prabowo Subianto pada hari Sabtu 14 Dessmber 2024.

Dan Bapak Presiden Prabowo didampingi Ketua Umum MPP ICMI Prof.Arif Satria, yg juga Rektor IPB University, beliau akan berpidato (memberi kuliah dan sambutan) dihadapan para utusan ICMI Orpus, Orwil, Orda, Orsat dan Batom ICMI se Indonesia dan delegasi dari beberapa ICMI belahan dunia (orwil kawasan Erofah, Amerika, Asia, Afrika dan Australia), yang diperkirakan pesertanya ada seribuan, dibatasi, mengingat keterbatasan ruangan pertemuan, convention IPB ICC yang ada.

Kuliah Kebangsaan dan Sambutan bpk Presiden RI, yang kita harapkan, barangtentu sangat relevan dengan kondisi kekinian dan tantangan kehidupan berbangsa dan negara Indonesia, serta tampak jelas peranan kecendiawanan apa dan bagaimana ?.

Kita paham kondisi kekinian Indonesia dalam beberapa indikator “tidak baik-baik amat”, begitu banyak problem dalam aspek sosekbudpolhamkam. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya kualitas regulasi dan publik policy yang dibuat, dirancang dan diputuskan oleh regim penguasa 5 tahun terakhir.

Hal ini terjadi kurang atau bahkan tidak dilibatkannya para imuwan, pakar dan cendekiawan muslim secara serius dalam perumusan kebijakan publik (public policy) atau kurang mempertimbangkan aspek saintific dalam pengambilan keputusan publik dalah hal regulasi, kurang berorientasi pro rakyat, akan tetapi kental pro-oligarky yang berkedok proyek strategi nasional (PSN) dengan studi AMDAL abal-abal antara lain, seperti proyek Pantai Indah Kapok (PIK) 2 yang merampas tanah rakyat pribumi dan membangun kawasan pemukiman eksklusif “negara dalam negara” menjadi habitat migran China berjudi dan perdagangan narkoba yang membahayakan kedaulatan negara, Eco Rempang City yang melanggar HAM guna melayani investor China, proyek IKN Nusantara yang boros anggaran, proyek hilirisasi Nilel yang banyak bocor keluar negeri RRC, dll.

Dengan kehadiran Presiden RI ke 8, bpk Prabowo dalam pembukaan Silaknas ICMI ke 34 thn 2024 di ICMI Orwil Khusus Bogor, membawa angin segar bagi kiprah ICMI kini dan ke depan, semoga ke depan hal tersebut jalannya pemerintahan tidak terulang kembali pada regim berkuasa (the ruling party) saat ini mengabaikan peran dan fungsi kecendekiawanan (akademisi dan pakar serta ulama), insyaAllah.

Kejayaan negara-bangsa akan tercapai sebagaimana 4 tujuan bernegara seperti termaktub dalam alenea ke 4 Pembukaan UUD 1945: Melindungi, memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa/segenap tumpah darah Indonesia, dan proaktif menciptakan kehidupan rukun serta perdamaian abadi di dunia.

Selamat Milad ke 34 ICMI thn 2024
Jayalah ICMI Kita!
Save NKRI dan Rakyat Indonesia..!

Gallery and Ecofunworkshop, kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari Botim City, 10 Desember 2024 ###

Wassalam
====✅✅✅
Dr.Ir H.Apendi Arsyad,M.Si (salah seorang Pendiri ICMI di Malang thn 1990, Ketua Wanhat MPW ICMI Orwilsus Bogor/Wasek Wankar MPP ICMI, Pendiri dan Dosen Universitas Djuanda Bogor thn 1986 sd 2024, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisannya di media sosial, serta Asisten Dosen Sekolah Pascasarjana IPB University program Doktor)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *