SDN Ciketug Rusak Parah, Namun tak Bisa Dibangun Tahun Ini

  • Whatsapp

Kades Pangkaljaya: Pembangunan Untuk Berkeadilan dan Semua Warga Bisa Merasakan Pembangunan

jurnalbogor.com – Gedung SDN Ciketug Pangkaljaya, Nanggung, Kabupaten Bogor tak masuk perencanaan pembangunan tahun 2024 ini meski kondisinya rusak parah. Kepala Desa Pangkaljaya Taupik  Sumarna meminta Pemkab Bogor melalui Dinas Pendidikan setiap tahunnya untuk mereview agar berkeadilan dan semua masyarakat bisa merasakan pembangunan.

Kerusakan sekolah itu sering kali dimasukan di Musrenbang, dan berharap Disdik segera membuat perencanaan untuk pembangunan SDN Ciketug itu. Namun meski setiap Musrenbang Desa maupun Kecamatan, SDN Ceketug yang kondisi rusak parah itu sudah diusulkan, kenyataannya SDN Ciketug itu tak bisa dibangun tahun ini.

Read More

“Tahun 2024 ini Pemkab Bogor, sama sekali tak ada pembangunan fasilitas pendidikan di Pangkaljaya. Padahal sudah dibahas dimasukan di Musrenbang tetapi tak ada realisasinya,” kata Taupik  Sumarna kepada Jurnal Bogor, Minggu (22/9/2024).

Dia menegaskan, katanya  berkeadilan dan adanya pemerataan pembangunan sehingga jadi penyeimbang untuk berkeadilan pembangunannya agar diterapkan. “Jangan yang dibangun itu-itu saja, dan harus direview. Tiap tahun harus direview biar semua bisa merasakan sisi pembangunan di Kabupaten Bogor,” paparnya.

Sementara sebanyak 6 ruang belajar di SDN Ciketug mengalami kerusakan dan 3 diantaranya rusak parah.

Kepala SDN  Ciketug Mursid menjelaskan, dari 7 lokal berikut kantor dan 6 ruang belajar secara umum mengalami kerusakan. “Yang rusak berat itu tiga ruangan, yakni kelas satu, dua dan tiga,” kata Mursid.

Menurutnya, kondisi SDN Ciketug cukup mengkhawatirkan, terutama bangunan bagian atas dimana kondisinya sudah lapuk. Ia mengatakan gedung SDN Ciketug itu telah mengalami kerusakan selama bertahun-tahun.

“Belum ada kabar pasti, kapan SDN Ceketug ini akan diperbaiki.”  ungkap Mursid.

Belum lama ini, pada pukul 6:30 pagi pada bagian plafon SDN Ciketug pernah mengalami ambruk. “Beruntung bukan di jam belajar, plafon sekolah itu jatuh,” kata dia.

Meski was-was, kata Mursid ruang kelas yang mengalami kerusakan itu tetap digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM).

Dari 294 siswa di SDN Ciketug, namun untuk kelas 2, 3 dan 5 kegiatan belajar mengajar di jadwal menjadi dua shift.

“Semoga tidak ada kejadian apa-apa terhadap siswa dan guru selama menunggu  SDN Ciketug untuk diperbaiki,” tukasnya.

(AE)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *