jurnalbogor.com — Rencana relokasi pedagang Pasar Bogor ke Pasar Jambu Dua dan Sukasari menuai polemik. Pemerintah Kota Bogor menyatakan kebijakan ini merupakan bagian dari upaya revitalisasi pasar yang dinilai semrawut dan sudah tak layak. Namun, di sisi lain, sejumlah pedagang menyuarakan keresahan dan keberatan atas rencana tersebut.
Pantauan di lapangan menunjukkan aktivitas di Pasar Bogor masih berlangsung normal, meski banyak pedagang mulai membicarakan kabar relokasi. Sebagian besar mengaku belum mendapat informasi yang jelas dari pihak pemerintah.
“Sampai sekarang belum ada pemberitahuan resmi. Tiba-tiba saja ramai dibicarakan kami mau dipindah,” ujar wahyudin salah satu pedagang sayuran, Jumat (20/6/2025).
Ia menyampaikan kekhawatirannya terhadap penurunan jumlah pembeli jika lokasi baru tidak strategis.
“Kami takut pembeli malah berkurang. Di sini sudah punya langganan. Kalau dipindah, kami mulai dari nol lagi,” tambahnya.
Rencana pemindahan ini melibatkan dua lokasi tujuan yakni Pasar Jambu Dua dan Pasar Sukasari. Keduanya dinilai memiliki fasilitas yang lebih modern dan tertata. Pemerintah Kota Bogor mengklaim langkah ini akan meningkatkan kenyamanan baik bagi pedagang maupun konsumen.
Namun, di tengah harapan penataan ulang pasar, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah. Selain soal komunikasi yang dinilai kurang transparan, aspek sosialisasi dan jaminan kelangsungan usaha pedagang juga menjadi sorotan utama.
“Yang kami inginkan hanya kejelasan dan jaminan tempat usaha yang layak. Jangan sampai kami dirugikan,” ujar pedagang lainnya.
Polemik relokasi ini juga terjadi di tengah naiknya harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional. Hal ini semakin menambah beban pedagang dan masyarakat.
Pemerintah Kota Bogor belum memberikan pernyataan resmi terbaru terkait teknis pelaksanaan relokasi. Sementara itu, para pedagang berharap kebijakan ini dapat melibatkan mereka secara langsung dalam proses pengambilan keputusan.
(ilham/mg-uik)
