Puluhan Siswa di Bogor Selatan Keracunan MBG

  • Whatsapp
ilustrasi

jurnalbogor.com – Puluhan siswa SDN 3 Batutulis dan SDN 2 Batutulis serta Lawanggintung diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari Dapur Isola Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Jumat (14/11/2025).

Insiden tersebut pertama kali dilaporkan Babinsa Kopka Agus Suhendar sekitar pukul 09.30 WIB. Para siswa menyampaikan keluhan berupa pusing, muntah-muntah, dan sakit perut tidak lama setelah menyantap hidangan MBG di sekolah.

Read More

Kemudian, para siswa mendapatkan perawatan di Puskesmas Bogor Selatan Balekambang Batutulis. Berdasarkan pemeriksaan awal organoleptik atau pengecekan fisik dan aroma yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, ditemukan bahwa daging ayam pada menu MBG beraroma kurang sedap dan terdapat bagian yang belum matang.

Sedangkan menu lainnya dinyatakan aman. Sampel makanan masih menunggu pemeriksaan lanjutan di laboratorium.

Menurut keterangan pihak sekolah, proses uji makanan menunjukkan bahwa dari tiga wadah sajian (ompreng), satu di antaranya terdeteksi memiliki aroma tidak wajar.

Sisa makanan yang belum dikonsumsi langsung ditarik untuk mencegah kejadian meluas. Meski demikian, jumlah siswa dengan dugaan keracunan dilaporkan masih terus bertambah.

Untuk sementara, distribusi menu MBG dari Dapur Isola Batutulis dihentikan. Tim sekolah berkoordinasi dengan SPPG, Puskesmas, dan Dinkes Kota Bogor untuk penanganan khusus bagi siswa yang dicurigai mengalami keracunan.

Menu MBG yang dikonsumsi siswa pada hari kejadian terdiri dari nasi putih, ayam panggang, tumis wortel jagung, keripik tempe, dan susu.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Bofor Selatan, Dr. Maria membenarkan ada dugaan pelajar keracunan usai mengantap MBG.

“Yang datang hari ini sejumlah 35 anak. Sebanyak 11 orang dari SDN Batutulis 2 kemudian 24 orang dari Batutulis 3. Lalu ada pelajar dari SD Lawanggintung,” katanya.

Ia menjelaskan, yang pertama datang itu ada sebanyak 6 orang. Dari gejala yang di keluhkan mual disertai dengan pusing dan ada dua orang yang muntah-muntah.

“Lalu kami melakukan penanganan observasi sekitar 15 kemudian datang lagi rombongan yang berikut nya, jumlahnya hampir mencapai 15 orang. Lalu kami lakukan triase seperti biasa jadi ketika nanti yang aman kita pisahkan sedangkan yang bergejala berat kami masukan ke ruangan yang ada di dalam puskesmas. Dan terakhir hasilnya hanya ada satu yang gejalanya sampai sekarang kita tangani dan dirawat dengan di infus,” jelasnya.

Gejala lainnya, kata dia, hampir sama mual pusing kemudian muntah. Kemudian ada satu yang di observasi itu dengan buang air besarnya aga berdarah. Sekarang yang sisa dari 35 orang yang datang itu sudah pulang sebanyak 32 orang, masih ada 3 yang dirawat. Lalu kemudian pukul 13.10 WIB ada yang datang lagi dari SD lawang gintung 1 orang. “Jadi totalnya sampai pukul 13.30 itu berjumlah 36 orang dengan gejala yang hampir sama,” jelasnya.

Makanan yang diamankan, kita sudah amankan adalah sempel makanan tadi yang dari anak anak makan, itu sudah dilakukan pemeriksaan oleh bagian kesling juga muntahannya. “Jadi muntahan anak anak itu kita sudah dilakukan pemeriksaan sempelnya yang sudah di bawa oleh kesling,” katanya.

“Semuanya kita periksa, cuma disampaikan oleh anak anak adalah tapi random juga ada yang bilang dari ayam nya aga kurang enak, tapi ada beberapa anak yang bilang dari sayur ada jagung di tambah ada kacang. Tapi hampir secara keseluruhan anak anak bilangnya sih ayam. Tapi kita tidak pastikan kesitu semuanya pasti harus menunggu sempel yang dilakukan pemeriksaan laboratorium,” tandasnya.

(FDY)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *