Bismillahir Rahmanir Rahiem
Menarik membaca flyer webinar nasional yang akan membahas topik pengembangan Hilirisasi Perikanan dan Kelautan di Indonesia.
Dengan membaca informasi webinar tersebut, dengan beberapa Narasumber yang populer dan ahli di bidangnya, maka saya tertarik pula untuk menulis guna melengkapi informasi, mana tahu bisa berguna untuk bahan saling bertukar gagasan (sharing ideas) diantara ahli dan pakar alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) terutama alumni FPIK IPB University yang terhimpun di dalam wadah Himpunan Alumni (HA) FPIK Universiity, yang pada hari Sabtu tanggal 15 Februari 2025.

Mereka menyelenggarakan Rapat Kerja HA FPIK IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor, setelah selesai acara seremonial Pelantikan Pengurus DPP HA FPIK IPB University periode thn 2025-2030 oleh Rektor IPB University, Prof.Dr.Arif Satria SP.MSi bersama Ketum DPP HA IPB University, uda Dr.Walneg.MM.
Saya AA, bersama adinda Audillah Azizi dan bpk Kiagus Abdul Azis pada thn 2021 pernah berada dalam satu tim terlibat sebagai Tenaga Ahli (TA) untuk melakukan studi atau kajian proyek Hilirisasi Perikanan Tangkap, pekerjaan proyek BKPM/KemenInvestasi RI, Jakarta. Kami dikontrak oleh NGO INDEV Consulting sbg konsultan atau TA, yang bekerja selama lk 4-5 bulan di thn 2021 tsb.
Kami telah melakukan survey dan observasi lapangan, mengumpulkan data dan informasi di lapangan pada 4-5 Provinsi di daerah berbasis sentra sumberdaya ikan laut seperti Sulawesi dan Maluku yaitu Sulsel, Sulbar, Sultra, Malut/Marotai dan Ambon.
Laporan kajian proyek Hilirisasi Perikanan dan Kelautan sudah menjadi dokumen Renstra dan Road map pembangunan bahkan RPJMN dalam pengembangan bisnis dan investasi pada sektor hilirisasi perikanan dan kelautan di Indonesia.
Bahkan hasil studi tersebut pernah menjadi materi pidato kenegaraan Presiden RI ke 7 bpk Jokowi di sidang Parlemen/DPR RI Senayan Jakarta, dan juga dalam rapat-rapat Kabinet RI, yang menjadi agenda kerja dari para Menteri yang terkait bidang ekonomi dan bisnis dalam pengembangan proyek Hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah, pendapatan keluarga nelayan (household income of fisherman), pendapatan asli daerah sendiri (pads) berupa pajak, devisa negara dan menciptakan lapangan kerja dan usaha baru bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di tanah air Indonesia.
Selanjutnya oleh Presiden.RI ke 8 bpk.PS, konsep Hilirisasi menjadi salah satu program.Asta Cita Kabinet Merah Putih, dan.sebelumnya di masa kampanye Pilpres thn 2024, bpk.PS menjadikan bahan-bahan hasil kajian projek Hilirisasi tersebut menjadi materi kampanye sebagai konsep pendukung visi dan misi Calon Presiden RI pada Pemilu Pilpres thn 2024.
Saya tahunya, ketika bpk.PS sebagai calon Presiden RI utk Pemilu thn 2024, bpk.PS diundang di forum Silaknas ICMI ke 32 thn 2023 di Kota Makasar Sulsel. Bpk.PS sebagai Paslon 02 hadir dan berbicara lantang di forum Silaknas ICMI ke 32 thn 2023 tersebut, bersama Paslon 01 (bpk Anis Baswedan) dan Paslon 03 (bpk Ganjar Pranowo) yang juga diundang Panitia Silaknas ICMI untuk berbicara tentang.visi, misi dan agenda pembangunan para Calon Presiden (Capres) RI thn 2024.
Forum dialog antar Capres RI thn 2024 dengan menampilkan beberapa orang panel dari para Cendekiawan Muslim (pakar dan ilmuwan serta aktivis ICMI) berlangsung cukup “seru”, penuh hikmat, cerdas dan menarik perhatian-antusias dari para peserta Silaknas, sedangkan saya AA sebagai peserta yang merangkap anggota SC Silaknas ICMI thn 2023 menyimak dengan cermat dan seksama pokok pikiran ketiga candidat Presiden.RI thn 2024. Dari presentasi dan dialog dalam forum Silaknas ICMI 2023, sempat mencatat point-point pemikiran mereka Capres RI, yang kemudian saya tulis dan dipublikasikan di medsos Jurnal.Bogor, Jurnal.inspirasi, Lead.co.id, dll.
Adapun bpk.PS sebagai Capres RI thn 2024, sempat saya mencatat ada program unggulannya yaitu Hilirisasi, termasuk pengembangan komoditas perikanan laut berupa produk olahan spt Minyak ikan, Chitin, Citosan dan produk turunan farmakologi lainnya, yang memiliki.nilai tambah (value added) yang cukup tinggi. Bahan baku hilirisasi perikanan laut tersedia sangat banyak dan bahkan melimpah, akan tetapi pendayagunaannya atau pemanfaatannya masih sangat rendah, terbatas dan masih jauh dari optimal.
Hasil studi dan observasi kami bertiga sebagai TA, di sentra-sentra produksi perikanan laut di daerah Sulawesi, Maluku Utara (Marotai) dan Ambon, banyak kami temukan bahan baku (raw material) produk.sampingan (by product) dari hasil tangkapan ikan nelayan spt jeroan, gelembung udara ikan, sirip dan kepala serta mata ikan hasil tangkapan dibuang ke perairan laut, dan memang ada sebagian kecil produk sampingan tersebut digunakan untuk makanan ternak dan atau pupuk kompos buat tanaman sayur-sayuran dan hortikultura di desa-desa pantai, akan tetapi sangat jarang dikerjakan nelayan artisanal.
Hal ini terjadi akibat ketidaktahuan kaum nelayan tradisional tentang pemanfaatan produk-produk sampingan ikan (fish), rajungan/kepiting dan udang (crustacea sp) untuk bahan olahan untuk memproduksi minyak ikan, chitin dan citosan yang bernilai tinggi, yang harganya berkali-kali lipat (bahkan ada yang nilai tambahnya sampai 800 persen) jika dibandingkan harga jual dari produk ikan segar dan atau ikan beku yang dijual di pasar domestik dan ekspor ke beberapa negara spt Singapura, Hongkong, Jepang, Perancis dan Amerika Serikat.
Peluang bisnis dan investasi di bidang pengembangan ekonomi hilirisasi perikanan dan kelautan, terbuka luas dan memiliki prospek bisnis yang sangat baik, apabila dianalisis kelayakan teknologi, ketersediaan bahan baku, aspek kelayakan finansial dan pemasaran produk-produknya baik domestik maupun pasar global ekspor spt minyak ikan, chitin, chitosan dengan aneka jenis produk turunan lainnya.
Penyuluhan dan pendampingan bimbingan teknis untuk peningkatan skill bisnis bagi kaum nelayan artisanal (artisanal fisheries) di kawasan pulau-pulau kecil dan daerah pelabuhan pendaratan ikan (PPI), perlu dilakukan, terutama diseminasi teknologi tepat guna dalam aspek pengolahan limbah produk sampingan (by product) seperti kepala ikan, mata, sirip, gelembung udara dan jereoan ikan. Komunitas nelayan tradisional, selain diberikan teknologi tepat guna (TTG) juga diperkuat dengan penyediaan beberapa fasilitas spt peralatan pengolahan produk sampingan dan pinjaman permodalan (kredit KUKM) untuk pembiayaan usaha dan bisnis sektor hilirisasi perikanan laut.
Kemudian sistem organisasi dan kelembagaan bisnis kelompok nelayan berupa Koperasi Unit Desa (KUD) Mina harus dibentuk dan dikuatkan secara partisipatif dan demokratis. Dengan adanya KUD Mina proses adopsi-inovasi pengembangan ekonomi dan bisnis sektor hilirisasi (produk olahan) spt minyak ikan, tepung ikan, chitin, chitosan dan produk-produk turunan farmakologi lainnya akan berjalan efisien, efektif dan menguntungkan (profitable) sebagaimana harapan kita bersama.
Dengan diadopsinya sejumlah paket inovasi Hilirisasi oleh kaum nelayan yang hidup bermukim di perdesaaan pantai dan pulau-pulau kecil (smal island area), maka produk-produk samping (by product) tidak lagi dibuang oleh masyarakat nelayan pesisir dan pulau-pulau kecil. Selanjutnya, mereka telah memanfaatkan “limbah” ikan, rajungan/kepiting dan udang tersebut untuk menghasilkan produk-produk berharga dan mahal harganya.
Dengan berkembangnya teknologi agroindustri, kegiatan dan aquabisnis dalam sektor hilirisasi perikanan laut, maka.akan berdampak positif perluasan lapangan kerja baru, meningkatkan taraf kehidupan masyarakat nelayan beserta keluarganya dan berbagai manfaat sosial ekonomi lainnya seperti peningkatan pajak dan devisa negara karena aktivitas ekspor komoditas minyak ikan, tepung ikan, chitin, dan chitosan, beserta produk -produk turunannya yang banyak diserap dl pasar luar negeri di negara-negara kawasan Asia, Eropa dan Amerika.
Disamping untuk memenuhi dan memasok pasar domestik, yang beberapa.produk olahan beserta produk turunannya yang begitu banyak, antara lain seperti tepung ikan, minyak ikan sebagai bahan pangan dan produk kesehatan/farmakologi bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia, dan hingga kini masih banyak yang diimpor spt.minyak ikan Salmon didatangkan dari negara importir Erofah spt Finlandia, Norwegia dll.
Demikian narasi ringkas tentang prospek bisnis sektor hilirisasi produk olahan perikanan laut. Dengan harapan, kehadiran artikel ini bisa menggugah kesadaran para pembaca dan peminat bisnis, para wirausahawan dan investator tertarik untuk menanamkan modalnya, berinvestasi dalam sektor agroindustri (hilirisasi) perikanan dan kelautan dengan bahan baku (raw material) cukup banyak tersedia dan melimpah di perairan alam Indonesia terutama Indonesia Bagian Timur, teknologi pengolahan (agroindustri) by product pun tidak terlalu rumit, bisa dan mudah dikuasai nelayan, sedangkan demandnya tinggi, atau pemasarannya memiliki prospek bisnis yang sangat bagus, sangat menguntungkan. Semoga bermanfaat.!
Gallery and Ecofunworkshop, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari, Botim City, Jumat 14 Februari 2025.
Wassalam
====✅✅✅
Dr.Ir.H Apendi Arsyad, M.Si (Konsultan proyek Hilirisasi Perikanan Laut, Pendiri ICMI thn 1990 dan Pendiri Universitas Djuanda Bogor thn 1986, Dosen, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui tulisannya di media sosial, serta Anggota Dewan Penasehat HA FPIK IPB University)