jurnalbogor.com – Perguruan Bela Diri Ilmu Laduni Sekar Jati Nur Auliya pda milad ke-2 menjadikan ajang silaturahmi dan meneguhkan komitmen dalam meningkatkan iman dan takwa.
Acara yang berlangsung khidmat di padepokan tepatnya di Kampung Lukut, Desa Parakanmuncang, Nanggung, Kabupaten Bogor diisi berbagai kegiatan spiritual, salah satunya pembacaan kitab ayat suci Al-Quran.
Dalam sambutannya, maha Guru H Suripan mengatakan, Perguruan Sekar Jati Nur Auliya adalah perguruan beladiri ilmu laduni yang merupakan karomah dari Sunan Kalijaga yang mengajarkan keyakinan kepada Allah SWT.
“Ilmu ini untuk membentuk karakter yang mulia, menjauhi perbuatan buruk, dan memberikan perlindungan dari segala macam bahaya,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa ilmu laduni ini bukan sekadar bela diri, melainkan sarana syiar Islam dan perlindungan diri. Ilmu ini dapat digunakan untuk menolong sesama dan menangkal kejahatan fisik maupun gaib.
“Ketika ada seseorang yang akan melakukan kedholiman secara fisik atau pun non fisik, maka secara otomatis pelaku akan kaku atau lemas atau tergantung apa yang di ucapakan,” jelasnya.
Menurutnya ilmu laduni tidaklah sesuai untuk diterapkan dalam olahraga bela diri yang bersifat kompetitif, seperti kejuaraan atau pertandingan yang menawarkan hadiah.
“Tujuan utama dari ilmu bela diri ini adalah sebagai sarana dakwah Islam. Yaitu, untuk mengajak seluruh umat manusia bertaubat, memperbaiki perilaku, dan menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Selain itu, ilmu laduni diharapkan dapat memberikan perlindungan dari Allah SWT bagi para praktisi yang tengah menghadapi bahaya,” paparnya.
“Ilmu Laduni ini juga dapat menolong orang lain, dan juga bisa menghentikan kejahatan yang di lihat secara langsung dan menghentikan kejahatan ghoib seperti guna guna, santet, teluh, sihir, dan sebagainya,” sambung H. Suripan.
Sebagai seorang guru, dia menegaskan bahwa dirinya akan bertanggung jawab atas ilmu yang diajarkan baik di dunia maupun di akhirat, dengan syarat para jemaah senantiasa mengikuti petunjuknya.
“Petunjuk tersebut mencakup ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT, taubat yang sungguh-sungguh, serta menjalankan seluruh perintah agama dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika ada murid yang melanggar ajaran agama, maka taubatnya dianggap batal dan saya selaku guru tidak lagi bertanggung jawab atas ilmu yang telah diberikan,” tegasnya.
Di akhir kalimat, beliau mengajak seluruh jamaah untuk saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain, serta senantiasa mengasah, menyayangi, dan saling menjaga kesejahteraan sesama.
“Dengan demikian, kita semua diharapkan dapat meraih keselamatan baik di dunia maupun di akhirat kelak,” tutupnya.
Narto, warga Citeureup, Kabupaten Bogor, dan murid Perguruan Bela Diri Ilmu Laduni Sekar Jati Nur Auliya selama hampir dua tahun berlatih, mengungkapkan pengalaman berharga selama mengikuti latihan.
Ia merasa lebih tekun beribadah dan memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap sesama.
“Salah satu pengalaman unik adalah berhasil menyembuhkan orang kesurupan hanya dengan membaca basmalah dan mengucapkan kata ‘sembuh’. Hasilnya pun instan, orang yang kesurupan langsung kembali normal,” tukasnya Arip Ekon