jurnalbogor.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, menegaskan bahwa pembangunan transportasi massal terintegrasi masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar pemerintah daerah.
Hal itu disampaikan Sekda usai menghadiri peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) ke-55 di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Sabtu (27/9/2025).
Ajat mengatakan, dengan jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang mencapai hampir 6 juta jiwa dan posisinya sebagai daerah aglomerasi Jakarta, kebutuhan akan transportasi publik yang efisien tidak bisa ditunda.
“Kalau semua orang bergantung pada kendaraan pribadi atau angkutan kecil berkapasitas 5–10 orang, dampaknya jelas kemacetan,” terangnya.
Karena itu, menurutnya yang utama adalah menghadirkan transportasi massal yang murah dan ramah lingkungan.
“Saat ini sudah ada dua bus listrik yang mulai dioperasikan di Kabupaten Bogor. Meski belum optimal, langkah itu dianggap strategis sebagai awal transformasi layanan angkutan umum,” ujarnya.
Ajat menambahkan, “Ini inisiatif Pak Bupati Rudy Susmanto untuk mendorong perubahan. Ke depan pola pengembangannya adalah penambahan armada bus dan trayek secara bertahap, menyesuaikan skala prioritas anggaran,” tambahnya.
Ajat juga menyinggung pentingnya sistem transit yang dapat menghubungkan simpul transportasi di wilayah Bogor. Menurutnya, fasilitas skybridge di Stasiun Bojonggede menjadi modal awal untuk membangun jalur penghubung hingga ke pusat kota dan kawasan Sentul.
“Harapannya di 2026 ada perubahan signifikan, minimal satu rute baru selesai. Dengan begitu, feeder bisa tersambung dari stasiun hingga ke berbagai titik pusat aktivitas warga,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ajat menegaskan transportasi publik di Bogor harus diarahkan menjadi sistem terintegrasi yang menyambungkan moda jalan raya, kereta, dan jalan tol.
“Kita ingin semua simpul transportasi terhubung, sehingga pergerakan masyarakat lebih lancar. Ini tantangan besar, tapi sekaligus peluang untuk meningkatkan pelayanan publik di sektor perhubungan,” pungkasnya. (Aga*)