jurnalbogor.com – Demi bangkit keterpurukan setelah gagal masuk parlemen pada Pileg 2024 kemarin, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dituntut menatap masa depan dengan pemimpin baru.
Menjelang Musyawarah Nasional (Munas), dukungan dari sejumlah daerah makin mengerucut pada nama Agus Suparmanto, yakni mantan Menteri Perdagangan, yang disebut sebagai sosok pembawa harapan baru.
Sebagai wilayah barometer Pemilu di Jabar, Elly Rachmat Yasin yang tak lain Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor menegaskan, bersama kader di daerah membawa satu tekad yakni mengusung Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum
“Kami tak ingin terpuruk lagi. PPP di bawah Agus Suparmanto, saya yakin, bakal punya keterwakilan di DPR/MPR RI. Saatnya PPP menatap masa depan lebih baik untuk Pemilu 2029 nanti,” tegas Elly.
Di balik pernyataan itu, ada dukungan besar. Elly mengungkap, DPW PPP Jawa Barat bersama 26 DPC di bawahnya minus Kota Cimahi telah sepakat bulat mendukung Agus.
Bukan hanya di Jawa Barat, Agus Suparmanto juga mengklaim telah mengantongi restu dari 22 DPW PPP dari total 38. Dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, Bengkulu, Lampung, hingga daerah lain, dukungan itu terus mengalir.
Agus, yang pernah menjabat Menteri Perdagangan, datang dengan visi perubahan. Bagi sebagian kader, dia dipandang sosok segar yang bisa membawa angin baru. Bahkan, langkah besar yang digagas kubu Agus adalah mengubah aturan dasar partai: calon ketua umum tak harus lima tahun menjadi anggota PPP.
“Kalau PPP mau berkembang, kita tak bisa menutup diri dari calon eksternal yang punya potensi. Kecuali kalau internal punya sosok kuat. Jadi AD/ART itu perlu diubah,” jelas Elly.
Nama Agus Suparmanto bukan hadir bukan tanpa pertimbangan matang. Sejak lama, KH Maimun Zubair ulama karismatik sekaligus tokoh sentral PPP.
Kini, permintaan itu diteruskan oleh putra Mbah Moen, Taj Yasin Maimun, Wakil Gubernur Jawa Tengah, yang terang-terangan mendorong Agus maju di kursi Ketua Umum.
Di sisi lain, alasan kader menolak petahana Muhammad Mardiono cukup jelas. Pada Pileg 2024, PPP gagal menempatkan wakilnya di DPR/MPR RI.
“Ia tidak mengakui kesalahan, malah menyalahkan pihak lain. Itu membuat para kader kurang respek,” tandasnya. (Ando)